2.1
Pengertian dan
Ruang Lingkup Etika Komunikasi
2.1.1 Etiket dan etika
Menurut Soerganda, etiket yaitu
sebuah filsafat yang berkaitan dengan sebuah tindakan baik dan buruknya. Etiket
adalah adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam
bergaul satu sama lain agar hubungan tetap baik dan etiket pula memiliki keterkaitan
dengan tindakan kesusilaan yang harus dimiliki seorang manusia dalam
kehidupannya.
Fungsi etiket antara lain untuk
menumbuhkan persahabatan, untuk
membahagiakan orang lain, tidak menyinggung perasaan satu sama lain, dan untuk
menjaga hubungan agar tetap baik.
Etika adalah perilaku manusia yang
ditentukan berdasarkan masing masing sifat manusia itu sendiri. Dalam tindakan
manusia ada hubungan nya dengan alam atau biasa disebut hukum alam. Tetapi hal
tersebut tidak dapat langsung disebut sebagai peraturan yang diciptakan oleh
setiap individu beserta hukumannya. Jadi, apabila hukum tersebut tidak ditaati
maka akan mendapat hukuman.
Manusia merupakan mahluk sosial yang
selalu bergantung dengan mahluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat seorang
manusia memiliki kewajiban untuk saling membantu satu sama lain. Apabila kita
saling membantu satu sama lain, maka kita akan mendapat balasan yang setimpal.
Sehingga dalam melakukan interaksi terdapat beberapa etika yang harus dipahami
meliputi :
1.
Etika normatif merupakan etika yang mengacu
terhadap perilaku dan sikap yang baik yang harus dimiliki oleh seseorang
sebagai hal yang bernilai.
2.
Etika deskriptif merupakan etika yang
dilihat dari rasional dan kritis dari sikap, tujuan hidup, dan perilaku
seseorang sebagai sesuatu yang bernilai.
3.
Metaetika merupakan logika khusus untuk
melihat apakah ucapan atau tindakan tersebut etis.
Etika memiliki beberapa fungsi antara lain:
1.
Dapat menunjukan keterampilan
intelektual yaitu suatu keterampilan untuk berargumentasi
secara rasional serta sangat kritis.
2.
Untuk Orientasi etis ini diperlukan didalam
mengambil suatu sikap yang wajar didalam suasana pluralism.
3.
Tempat untuk mendapatkan suatu orientasi
kritis yang berhadapan di berbagai suatu moralitas yang membingungkan.
Etika dan etiket mempunyai perbedaan
antara lain :
1.
Etiket adalah melakukan perbuatan sesuai
dengan norma. Sedangkan Etika adalah perbuatan yang didasari dengan niat.
2.
Etika bersifat mutlak karena etika tidak
bisa ditawar, contohnya “aturan jangan mencuri”. Sebaliknya, Etiket bersifat
relative, artinya dalam suatu budaya dapat dianggap tidak sopan, namun dalam
kebudayaan lainya dianggap sopan. Contohnnya saat makan kita menggunakan
tangan.
3.
Etiket bersifat formal, dapat dilihat dari
tindakanya yang sopan. Sedangkan Etika merupakan nurani, dilihat dari cara
bersikap yang etis.
2.1.2 Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut Wursanto (Wursanto, 2001) yaitu suatu proses dalam penyampaian warta, berita, dan informasi dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan menurut KBBI yaitu Pengiriman dan pengiriman pesan kepada seseorang dengan cara yang benar sehingga dapat dipahami. Dari beberapa pengertian di atas, maka arti dari komunikasi tidak lain adalah proses penyampaian pesan pada orang lalin.
Dari seluruh pengertian tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi merupakan suatu proses
menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan tata krama dan sikap yang
baik.
Didalam perusahaan, etika merupakan suatu hal yang wajib diterapkan untuk seluruh bidang di didalam kegiatan kerja. Dengan adanya etika didalam berkomunikasi, maka hal itu akan menghasilkan hubungan timbal balik antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya dengan baik, dan hal itu juga akan menghasilkan kerja sama yang sangat baik. Apabila didalam suatu perusahaan tidak ada komunikasi yang baik, maka pekerjaan di perusahaan tersebut tidak akan sesuai dengan rencana yang telah disahkan, maka tujuan yang diharapkan pemilik perusahaan tidak akan tercapai.
2.2 Prinsip-Prinsip Etika Komunikasi Bisnis
Dalam melakukan suatu kegiatan
bisnis, seseorang tidak akan terlepas dari melakukan interaksi dan komunikasi
dengan orang lain. Adapun prinsip-prinsip komunikasi bisnis menurut Murphy dan
Hildebrandt (1991) dalam (Iriantara, Komunikasi Bisnis, 2015) yang
disingkat dengan 7C, yakni sebagai berikut:
1.
Completeness yaitu mengusahakan untuk memberikan informasi yang lengkap pada pihat
ataupun seseorang yang membutuhkan informasi. Kepercayaan seseorang bisa
terbentuk ketika mereka memiliki banyak informasi yang didapat. Selain itu,
lengkapnya informasi yang diberikan akan membuat komunikasi semakin efektif dan
todak terjadi misscomunication.
2.
Conciseness yaitu mengemas komunikasi dengan memakai kosa kata yang padat dan jelas
sehingga penerima informasi lebih mudah memahami, hal tersebut berbeda ketika
seseorang menyampaikan infrormasi dengan panjang, lebar, dan terlalu
bertele-tele sehingga orang yang menerima informasi masih akan berfikir lebih
keras untuk memahami dan mencerna setiap klaimat yang ia dengarkan.
3.
Concreteness yaitu menyampaikan pesan secara konkret dan spesifik, bukan secara
abstrak. Pesan abstrak yang dimaksud disini dapat dicontohkan melalui kalimat
“perbaikan derajat kehidupan”. Contoh kalimat tersebut bisa dibuat konkret
yaitu menjadi peningkatan penghasilan ataupun peningkatan taraf pendidikan,
sehingga orang yang mendapatkan informasi akan dapat lebih mudah memahami.
4.
Consideration yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan harus memahami kondisi
komunikan. Di dalam komunikasi bisnis, penting sekali mengetahui orang yang
akan kita ajak berkomunikasi.
5.
Clarity yaitu pesan disusun dalam kalimat yang lebih mudah untuk dipahami.
Perlu dipahami bahwa suatu informasi dibuat tidak lain untuk si komunikan atau
penerima informasi, sehingga harus dibuat jelas agar lebih mudah dipahami.
Sering kita temui komunikator menggunakan kata ataupun istilah yang terlalu
tinggi, susah, ataupun jarang dijumpai di kehidupan sehari-hari, padahal tujuan
penyampaian informasi bukanlah sebagai ajang untuk menunjukkan tingkat kecerdasan
ataupun tingkat pendidikan komunikator melainkan agar pesan dapat diterima dan
dipahami oleh komunikan.
6.
Courtesy yaitu bertata krama yang baik atau bersikap sopan santun kepada
komunikan sebagai bentuk sikap menghargai lawan bicara. Hal ini meliputi santun
dalam berbahasa, santun dalam bersikap dan berperilaku.
7.
Correctness yaitu pesan dibuat secara cermat dan teliti. Contohnya dalam pesan
tertulis hendaknya dibuat menggunakan tata bahasa yang baik dan benar,
sedangkan pesan secara lisan dilakukan dengan memperhatikan atau melihat lawan
bicara saat menyampaikan informasi.
Dari ke-tujuh
prinsip komunikasi di atas, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam
melakukan komunikasi demi terciptanya suatu komunikasi yang efektif. Prinsip
yang tergabung dalam 7C tersebut, lebih menekankan pada bagaimana cara menyusun
pesan komunikasi yang baik khususnya dalam konteks komunikasi bisnis. Namun dalam
implementasi ke-tujuh prinsip komunikasi di atas, hendaknya juga harus
disesuaikan dengan budaya dimana komunikasi itu berlangsung.
Menurut Jan de Leeuw
(1994) dalam melakukan komunikasi bisnis, terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi, diantaranya yaitu:
1.
Keterbukaan.
Komunikasi yang dilakukan oleh atas dengan bawahan dapat dilakukan secara
terbuka. Hal dikarenakan karyawan atau pegawai memiliki kepentingan mengenai
besar pendapatan perusahaan demi keberlangsungan hidup kedepannya ataupun
kendala yang dihadapi perusahaan agar karyawan dapat memberikan usulan berupa
solusi. Dengan keterbukaan komunikasi yang demikian, maka akan memberikan
keuntungan pada seluruh pihak yang ada dalam perusahaan.
2.
Saling
menghargai. Dalam hal ini, De Leeuw memakai istilah persamaan hak dan sikap saling
menerima. Semua pihak dalam perusahaan pastinya memiliki peran dan tugas
masing-masing yang penting, sehingga baik direktur, manajer, dan karyawan harus
saling menghargai dalam pekerjaan. Setiap komponen tersebut harus bersinergi
agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai.
3.
Koherensi
logis, yaitu segala tindakan dalam bisnis, khususnya dalam memperoleh
keuntungan haruslah dilandasi logika. Setidaknya ketika perusahaan ingin menaikkan
harga barang haruslah dilandasi dengan alasan yang logis, misalnya dikarenakan
oleh harga bahan baku yang naik. Sehingga dengan begitu alasan tersebut dapat
diterima oleh konsumen, dan tidak semata-mata karena keegoisan perusahaan.
4.
Mempertimbangkan
suatu hal dari berbagai sudut pandang. Dalam perusahaan, setiap keputusan tidak
hanya akan memberikan dampak pada keberlangsungan perusahaan, tetapi juga akan
berdampak pada pihak intern dan ektern perusahaan. Dengan begitu, hendaknya
segala keputusan peusahaan melibatkan seluruh pihak.
2.3
Penerapan Etika Dalam Komunikasi
Didalam kehidupan dan pergaulan yang ada dimasyarakat,
ada dua hal yang tak bisa terpisahkan yakni etika dan juga komunikasi. Dimana
pun dan kapanpun orang yang melakukan komunikasi, hal tersebut perlu
dipertimbangkan dengan benar, karena dari pertimbangan yang kita lakukan, akan
dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
Sejatinya, manusia melakukan komunikasi itu tak
selamanya dapat dianggap sepele untuk dilakukan, bahkan sebelum kita akan
berkomunikasi dengan komunikan, kita harus tau lebih dalam lagi tentang orang
yang akan kita ajak berkomunikasi. Tentunya komunikator harus mengira-ngira
lalu membuat rancangan untuk mempersiapkan bahan pembicaraan yang akan kita
bicarakan sekiranya pembicaraan tersebut dapat diterima dengan baik oleh
komunikan. Didalam suatu/seluruh aktivitas tentunya harus terdapat etika
didalamnya, sama halnya disaat melakukan komunikasi, yakni:
1.
Bukalah jendela komunikasi atau mencairkan suasana yang
awalnya tegang menjadi lebih santai.
Seperti juga didalam lingkungan kita, kita bisa melakukan cara yang
mudah terlebih dahulu seperti, mendekatkan hubungan pertemanan, maupun persaudaraan,
dengan cara ikhlas juga tulus
mengungkapkannya. Selagi ada waktu dan kesempatan, maka dahului untuk membuka
pintu komunikasi dan jangan menjadi orang yang sok jual mahal dan juga angkuh.
Bagaimana cara untuk membangun sebuah komunikasi atau membuka jendela
komunikasi yang baik?
a.
Lambaikanlah tangan kita dengan santun
b.
Senyumlah dengan ikhlas juga tulus
c.
Untuk mengawali komunikasi ada baiknya mengucapkan salam
terlebih dahulu
d.
Ajaklah untuk saling jabatan tangan
e.
Cobalah untuk menanyakan keaadaan lawan bicara kita
f.
Meminta maaf lalu mengucap permisi
g.
Ucapkanlah kesan atau pesan anda kepada lawan bicara
h.
Dan yang terakhir mengucapkan terima kasih
2.
Etika bertatap muka
Hal hal yang perlu
menjadi pertimbangan disaat komunikator akan menyampaikan pembicaraan kepada
komunikan saat bertatap wajah, yakni:
a.
Disaat kita menyampaikan pembicaraan kepada komunikan, ada
baiknya kita untuk bersikap kalem, dan boleh saja apabila sekali kali kita
menegaskan apa yang kita bicarakan dengan gerakan tangan secara sopan dan
halus. Gerakan tangan disarankan agar tidak berlebihan dan ada baiknya apabila
kita menggunakan jari jempol untuk menunjuk.
b.
Hindari untuk membicarakan suatu hal yang ada hubungannya
dengan masa lalu lawan bicara kita
c.
Disaat kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita, janganlah
mempergunjingkan orang lain yang tidak ada hubungannya dalam pembicaraan
d.
Janganlah memborong semua pembicaraan, berilah kesempatan
untuk lawan bicara kita untuk menyampaikan argumentasinya
e.
Disaat lawan bicara kita sedang berbicara, hendaknya kita
berdiam dulu sampai lawan bicara kita selesai mengungkapkan argumennya
f.
Hendaknya kita menyesuaikan volume suara kita disaat
berbicara
g.
Apabila terjadi hal hal yang tidak disengaja misalnya batuk,
sebaiknya tutuplah mulut kita agar tidak membuat risih lawan bicara kita
h.
Lalu setelah diselesaikan pembicaraannya, maka berterima
kasihlah dan minta maaflah apabila terjadi kesalahan disaat kita melakukan
pembicaraan sebelumnya
3.
Etika disaat menggunakan selular
Disaat kita
menelepon, pasti ada kesamaan disaat kita berkunjung kerumah teman kita. Dan
juga disaat kita mendapat panggilan itu juga ada kesamaan disaat teman kita
berkunung kerumah kita. Ada beberapa yang perlu diperhatikan disaat melakukan
komunikasi melalui telepon, yakni:
a.
Jika kita akan menelpon hendaknya mempertimbangkan waktu,
apakah waktu tersebut benar atau tidak. Contohnya disaat kita akan ada
bimbingan dengan dosen maka perlu pertimbangan waktu, kapan yang setidaknya
tidak mengganggu waktu dosen kita.
b.
Hendaknya berbicaralah menggunakan intonasi yang kalem,
halus, dan spontan ke inti pembicaraan atau tidak bertele-tele.
c.
Berikanlah kepedulian terhadap komunikan disaat kita
berbicara
d.
Disaat kita menelpon jangan sekali-kali kita mengajak orang
lain yang didekat kita untuk bicara, karena hal tersebut akan menyinggung
perasaan orang yang kita telepon
e.
Pada saat diakhir percakapan, ucapkanlah terima kasih karena
telah menyempatkan waktunya untuk menerima telfon dari kita
4.
Etika disaat kita akan berkenalan
a.
Sebutlah nama kita dengan jelas
b.
Bersikaplah dengan penuh keyakinan
c.
Sekali kali janganlah mengabaikan kontak pribadi
d.
Adabaiknya kita melakukan jabatangan tangan maksimal 5 detik
e.
Pandanglah mata komunikan kita searah dengan maksud kita
berbicara dengan lawan bicara kita
f.
Hendaknya tubuh sedikit ke depan
g.
Ada baiknya disaat kita berkenalan dengan lawan bicara kita,
lakukanlah dengan tersenyum
h.
Hindarilah berkenalan di tempat yang ramai.
5.
Etika dialam percakapan
a.
Didalam sebuah percakapan pasti ada topic yang menjadi bahan
pembicaraan, hendaknya topiknya itu tidak menyinggung SARA, dan baiknya
topiknya berisikan tentang pembicaraan yang menarik bagi komunikator dan
komunikan
b.
Didalam percakapan pastinya ada hal yang harus di hindari,
yakni
· Memotong pembicaraan
lawan bicara kita
· Membicarakan suatu
hal yang dapat menimbulkan pertentangan
· Membual tentng diri
sendiri
· Membicarakan suatu
hal dengan bertele-tele
· Menanyakan suatu hal
yang menyangkut pribadi lawan bicara kita
· Memberikan nasehat
kepada lawan bicara kita tanpa diminta
· Memaksa seseorang
yang sifatnya pemalu dan pendiam untuk berbicara didepan umum
· Berbisik-bisik
6.
Bertukar kartu nama juga ada etikanya tersendiri, yakni:
a.
Pertukaran katu nama baiknya dilaksanakan diawal komunikator
bertemu dengan komunikan
b.
Berikanlah kartu tersebut kepada lawan bicara kita dengan 1 tangan
c.
Apabila kartu identitas kita dicetak menggunakan beragam
bahasa, sebaiknya disaat kita memberikan kartu nama kita ke lawan bicara kita
hendaknya letakkan sisi yang terdapat bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara
kita atau penerima kartu nama tersebut menghadap penerima
d.
Apabila kita yang menjadi penerima kartu nama, sebaiknya baca
terlebih dahulu sebentar kartu nama yg diberikan kepada kita lalu ucapkan
terima kasih, lalu disaat kita akan menyimpan kartu nama yang diberikan kepada
kita hendaknya dilakukan dengan cara yang tenang jangan grusa-grusu
e.
Janganlah kita memperlakukan kartu nama yang diberikan kepada
kita dengan sembarangan, karna hal tersebut merupakan sebuah penghinaan
terhadap orang yang telah memberikan kartu nama tersebut kepada kita.
2.4
Komponen - Komponen Komunikasi Yang
Efektif
Dalam mempelajari bagaimana komunikasi, sangat perlu
merumuskan apa saja komponen-komponen yang membentuk atau yang harus ada pada
saat komunikasi berlangsung. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Laswell
(Fiske, 2004) komponen komunikasi ada
empat yaitu siapa yang melakukan komunikasi, informasi apa yang disampaikan,
saluran atau media seperti apa yang digunakan, siapa yang menerima informasi,
dan timbal baliknya seperti apa.
Secara
umum, komponen-komponen komunikasi antara lain :
a.
Komunikator (Pengirim pesan), pihak yang mengirim pesan atau
informasi atau orang yang berinisiatif menjadi sumber dalam sebuah hubungan.
b.
Pesan, merupakan hasil transformasi dari gagasan atau pikiran
yang dikirim oleh komunikator dan diterima oleh komunikan dapat berupa verbal
dan non verbal
c.
Saluran komunikasi (Media), alat yang digunakan atau
dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi/gagasan
d.
Komunikan (Penerima pesan), pihak yang menerima pesan atau
informasi
e.
Efek, yaitu dampak yang ditimbulkan dari aktivitas komunikasi
yang menjadi aspek keberhasilan komunikasi yang ditandai dengan perubahan
sikap, pendapat, dan perilaku.
f.
Umpan balik, merupakan tanggapan yang diberikan komunikan
selama proses komunikasi berlangsung. Komponen ini biasa digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan komunikasi dengan mengubah teknik, gaya komunikasi,
dan isi pesan
g.
Gangguan komunikasi, merupakan masalah yang timbul dalam
melakukan komunikasi. Hal tersebut dianggap membuat komunikasi tidak efektif
antara lain dikarenakan gangguan dari fisik, psikologi, semantik dan juga
mekanis.
h.
Lingkungan merupakan pemberi komponen yang memberikan
pengaruh pada berlangsungnya komunikasi.
Komunikasi merupakan proses dimana suatu gagasan
diubah dari sumber (komunikator) kepada satu orang penerima atau lebih dengan
tujuan untuk mengubah laku seseorang (Mulyana,
2005). Sehingga komunikasi ini merupakan proses yang mana kegiatan ini
memiliki ciri terjadinya tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan.
Dalam melakukan komunikasi akan ada konteks komunikasi
yang beragam seperti konteks organisasi, bisnis, dan lain sebagainya. Dan tentu
saja dalam komunikasi adakalanya tidak bersifat tunggal saja tetapi bisa juga
gabungan dari beberapa konteks seperti konteks organisasi dalam bisnis, konteks
komunikasi dalam budaya dan sebagainya. Konteks komunikasi tersebut merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi diluar pihak yang berkomunikasi antara lain :
a.
Fisik, antara lain
suhu udara, cuaca, dan warna dinding
b.
Psikologi, antara lain dari prasangka, sikap, dan
kecenderungan
c.
Sosial, seperti nilai sosial dan norma kelompok
d.
Waktu, yaitu saat komunikasi dilakukan
Dari konteks komunikasi tersebut menunjukan faktor
mempengaruhi komponen komunikasi seperti :
a.
Komunikator dan komunikan
Dipengaruhi
oleh antara lain sikap, pengetahuan, keterampilan pengetahuan, system sosial
dan budaya
b.
Pesan
Dipengaruhi
oleh bagaimana pesan tersebut dikembangkan dengan dasar struktur pesan, isi,
elemen, perlakuan dan kode pesan
c.
Saluran pesan (Media)
Faktor yang mempengaruhi
yaiu dari fungsi pancaindera karena saluran komunikasi digunakaan sebagai
menyampaikan pesan dan diserap oleh pancaindera.