Pages

Wednesday, 24 November 2021

Etika Komunikasi : Pengertian, Ruang Lingkup, Prinsip-prinsip, Komponen, dan Penerapan

 

2.1    Pengertian dan Ruang Lingkup Etika Komunikasi

2.1.1 Etiket dan etika

Menurut Soerganda, etiket yaitu sebuah filsafat yang berkaitan dengan sebuah tindakan baik dan buruknya. Etiket adalah adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam bergaul satu sama lain agar hubungan tetap baik dan etiket pula memiliki keterkaitan dengan tindakan kesusilaan yang harus dimiliki seorang manusia dalam kehidupannya.

Fungsi etiket antara lain untuk menumbuhkan  persahabatan, untuk membahagiakan orang lain, tidak menyinggung perasaan satu sama lain, dan untuk menjaga hubungan agar tetap baik.

Etika adalah perilaku manusia yang ditentukan berdasarkan masing masing sifat manusia itu sendiri. Dalam tindakan manusia ada hubungan nya dengan alam atau biasa disebut hukum alam. Tetapi hal tersebut tidak dapat langsung disebut sebagai peraturan yang diciptakan oleh setiap individu beserta hukumannya. Jadi, apabila hukum tersebut tidak ditaati maka akan mendapat hukuman.

Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu bergantung dengan mahluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat seorang manusia memiliki kewajiban untuk saling membantu satu sama lain. Apabila kita saling membantu satu sama lain, maka kita akan mendapat balasan yang setimpal. Sehingga dalam melakukan interaksi terdapat beberapa etika yang harus dipahami meliputi :

1.    Etika normatif merupakan etika yang mengacu terhadap perilaku dan sikap yang baik yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai hal yang bernilai.

2.    Etika deskriptif merupakan etika yang dilihat dari rasional dan kritis dari sikap, tujuan hidup, dan perilaku seseorang sebagai sesuatu yang bernilai.

3.    Metaetika merupakan logika khusus untuk melihat apakah ucapan atau tindakan tersebut etis.

Etika memiliki beberapa fungsi antara lain:

1.    Dapat menunjukan keterampilan intelektual  yaitu  suatu keterampilan untuk berargumentasi secara rasional serta sangat kritis.

2.    Untuk Orientasi etis ini diperlukan didalam mengambil suatu sikap yang wajar didalam suasana pluralism.

3.    Tempat untuk mendapatkan suatu orientasi kritis yang berhadapan di berbagai suatu moralitas yang membingungkan.

Etika dan etiket mempunyai perbedaan antara lain :

1.    Etiket adalah melakukan perbuatan sesuai dengan norma. Sedangkan Etika adalah perbuatan yang didasari dengan niat.

2.    Etika bersifat mutlak karena etika tidak bisa ditawar, contohnya “aturan jangan mencuri”. Sebaliknya, Etiket bersifat relative, artinya dalam suatu budaya dapat dianggap tidak sopan, namun dalam kebudayaan lainya dianggap sopan. Contohnnya saat makan kita menggunakan tangan.

3.    Etiket bersifat formal, dapat dilihat dari tindakanya yang sopan. Sedangkan Etika merupakan nurani, dilihat dari cara bersikap yang etis.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi menurut Wursanto (Wursanto, 2001) yaitu suatu proses dalam penyampaian warta, berita, dan informasi dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan menurut KBBI yaitu Pengiriman dan pengiriman pesan kepada seseorang dengan cara yang benar sehingga dapat dipahami. Dari beberapa pengertian di atas, maka arti dari komunikasi tidak lain adalah proses penyampaian pesan pada orang lalin.

Dari seluruh pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi merupakan suatu proses menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan tata krama dan sikap yang baik.

Didalam perusahaan, etika merupakan suatu hal yang wajib diterapkan untuk seluruh bidang di didalam kegiatan kerja. Dengan adanya etika didalam berkomunikasi, maka hal itu akan menghasilkan hubungan timbal balik antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya dengan baik, dan hal itu juga akan menghasilkan kerja sama yang sangat baik. Apabila didalam suatu perusahaan tidak ada komunikasi yang baik, maka pekerjaan di perusahaan tersebut tidak akan sesuai dengan rencana yang telah disahkan, maka tujuan yang diharapkan pemilik perusahaan tidak akan tercapai.


2.2    Prinsip-Prinsip Etika Komunikasi Bisnis

Dalam melakukan suatu kegiatan bisnis, seseorang tidak akan terlepas dari melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Adapun prinsip-prinsip komunikasi bisnis menurut Murphy dan Hildebrandt (1991) dalam  (Iriantara, Komunikasi Bisnis, 2015) yang disingkat dengan 7C, yakni sebagai berikut:

1.        Completeness yaitu mengusahakan untuk memberikan informasi yang lengkap pada pihat ataupun seseorang yang membutuhkan informasi. Kepercayaan seseorang bisa terbentuk ketika mereka memiliki banyak informasi yang didapat. Selain itu, lengkapnya informasi yang diberikan akan membuat komunikasi semakin efektif dan todak terjadi misscomunication.

2.        Conciseness yaitu mengemas komunikasi dengan memakai kosa kata yang padat dan jelas sehingga penerima informasi lebih mudah memahami, hal tersebut berbeda ketika seseorang menyampaikan infrormasi dengan panjang, lebar, dan terlalu bertele-tele sehingga orang yang menerima informasi masih akan berfikir lebih keras untuk memahami dan mencerna setiap klaimat yang ia dengarkan.

3.        Concreteness yaitu menyampaikan pesan secara konkret dan spesifik, bukan secara abstrak. Pesan abstrak yang dimaksud disini dapat dicontohkan melalui kalimat “perbaikan derajat kehidupan”. Contoh kalimat tersebut bisa dibuat konkret yaitu menjadi peningkatan penghasilan ataupun peningkatan taraf pendidikan, sehingga orang yang mendapatkan informasi akan dapat lebih mudah memahami.

4.        Consideration yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan harus memahami kondisi komunikan. Di dalam komunikasi bisnis, penting sekali mengetahui orang yang akan kita ajak berkomunikasi.

5.        Clarity yaitu pesan disusun dalam kalimat yang lebih mudah untuk dipahami. Perlu dipahami bahwa suatu informasi dibuat tidak lain untuk si komunikan atau penerima informasi, sehingga harus dibuat jelas agar lebih mudah dipahami. Sering kita temui komunikator menggunakan kata ataupun istilah yang terlalu tinggi, susah, ataupun jarang dijumpai di kehidupan sehari-hari, padahal tujuan penyampaian informasi bukanlah sebagai ajang untuk menunjukkan tingkat kecerdasan ataupun tingkat pendidikan komunikator melainkan agar pesan dapat diterima dan dipahami oleh komunikan.

6.        Courtesy yaitu bertata krama yang baik atau bersikap sopan santun kepada komunikan sebagai bentuk sikap menghargai lawan bicara. Hal ini meliputi santun dalam berbahasa, santun dalam bersikap dan berperilaku.

7.        Correctness yaitu pesan dibuat secara cermat dan teliti. Contohnya dalam pesan tertulis hendaknya dibuat menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, sedangkan pesan secara lisan dilakukan dengan memperhatikan atau melihat lawan bicara saat menyampaikan informasi.

Dari ke-tujuh prinsip komunikasi di atas, dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam melakukan komunikasi demi terciptanya suatu komunikasi yang efektif. Prinsip yang tergabung dalam 7C tersebut, lebih menekankan pada bagaimana cara menyusun pesan komunikasi yang baik khususnya dalam konteks komunikasi bisnis. Namun dalam implementasi ke-tujuh prinsip komunikasi di atas, hendaknya juga harus disesuaikan dengan budaya dimana komunikasi itu berlangsung.

Menurut Jan de Leeuw (1994) dalam melakukan komunikasi bisnis, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu:

1.    Keterbukaan. Komunikasi yang dilakukan oleh atas dengan bawahan dapat dilakukan secara terbuka. Hal dikarenakan karyawan atau pegawai memiliki kepentingan mengenai besar pendapatan perusahaan demi keberlangsungan hidup kedepannya ataupun kendala yang dihadapi perusahaan agar karyawan dapat memberikan usulan berupa solusi. Dengan keterbukaan komunikasi yang demikian, maka akan memberikan keuntungan pada seluruh pihak yang ada dalam perusahaan.

2.    Saling menghargai. Dalam hal ini, De Leeuw memakai istilah persamaan hak dan sikap saling menerima. Semua pihak dalam perusahaan pastinya memiliki peran dan tugas masing-masing yang penting, sehingga baik direktur, manajer, dan karyawan harus saling menghargai dalam pekerjaan. Setiap komponen tersebut harus bersinergi agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

3.    Koherensi logis, yaitu segala tindakan dalam bisnis, khususnya dalam memperoleh keuntungan haruslah dilandasi logika. Setidaknya ketika perusahaan ingin menaikkan harga barang haruslah dilandasi dengan alasan yang logis, misalnya dikarenakan oleh harga bahan baku yang naik. Sehingga dengan begitu alasan tersebut dapat diterima oleh konsumen, dan tidak semata-mata karena keegoisan perusahaan.

4.    Mempertimbangkan suatu hal dari berbagai sudut pandang. Dalam perusahaan, setiap keputusan tidak hanya akan memberikan dampak pada keberlangsungan perusahaan, tetapi juga akan berdampak pada pihak intern dan ektern perusahaan. Dengan begitu, hendaknya segala keputusan peusahaan melibatkan seluruh pihak.

 

2.3    Penerapan Etika Dalam Komunikasi

Didalam kehidupan dan pergaulan yang ada dimasyarakat, ada dua hal yang tak bisa terpisahkan yakni etika dan juga komunikasi. Dimana pun dan kapanpun orang yang melakukan komunikasi, hal tersebut perlu dipertimbangkan dengan benar, karena dari pertimbangan yang kita lakukan, akan dapat diterima dengan baik oleh komunikan.

Sejatinya, manusia melakukan komunikasi itu tak selamanya dapat dianggap sepele untuk dilakukan, bahkan sebelum kita akan berkomunikasi dengan komunikan, kita harus tau lebih dalam lagi tentang orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Tentunya komunikator harus mengira-ngira lalu membuat rancangan untuk mempersiapkan bahan pembicaraan yang akan kita bicarakan sekiranya pembicaraan tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Didalam suatu/seluruh aktivitas tentunya harus terdapat etika didalamnya, sama halnya disaat melakukan komunikasi, yakni:

1.    Bukalah jendela komunikasi atau mencairkan suasana yang awalnya tegang menjadi lebih santai.  Seperti juga didalam lingkungan kita, kita bisa melakukan cara yang mudah terlebih dahulu seperti, mendekatkan hubungan pertemanan, maupun persaudaraan, dengan cara  ikhlas juga tulus mengungkapkannya. Selagi ada waktu dan kesempatan, maka dahului untuk membuka pintu komunikasi dan jangan menjadi orang yang sok jual mahal dan juga angkuh. Bagaimana cara untuk membangun sebuah komunikasi atau membuka jendela komunikasi yang baik?

a.    Lambaikanlah tangan kita dengan santun

b.    Senyumlah dengan ikhlas juga tulus

c.    Untuk mengawali komunikasi ada baiknya mengucapkan salam terlebih dahulu

d.    Ajaklah untuk saling jabatan tangan

e.    Cobalah untuk menanyakan keaadaan lawan bicara kita

f.     Meminta maaf lalu mengucap permisi

g.    Ucapkanlah kesan atau pesan anda kepada lawan bicara

h.    Dan yang terakhir mengucapkan terima kasih

2.    Etika bertatap muka

Hal hal yang perlu menjadi pertimbangan disaat komunikator akan menyampaikan pembicaraan kepada komunikan saat bertatap wajah, yakni:

a.    Disaat kita menyampaikan pembicaraan kepada komunikan, ada baiknya kita untuk bersikap kalem, dan boleh saja apabila sekali kali kita menegaskan apa yang kita bicarakan dengan gerakan tangan secara sopan dan halus. Gerakan tangan disarankan agar tidak berlebihan dan ada baiknya apabila kita menggunakan jari jempol untuk menunjuk.

b.    Hindari untuk membicarakan suatu hal yang ada hubungannya dengan masa lalu lawan bicara kita

c.    Disaat kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita, janganlah mempergunjingkan orang lain yang tidak ada hubungannya dalam pembicaraan

d.    Janganlah memborong semua pembicaraan, berilah kesempatan untuk lawan bicara kita untuk menyampaikan argumentasinya

e.    Disaat lawan bicara kita sedang berbicara, hendaknya kita berdiam dulu sampai lawan bicara kita selesai mengungkapkan argumennya

f.     Hendaknya kita menyesuaikan volume suara kita disaat berbicara

g.    Apabila terjadi hal hal yang tidak disengaja misalnya batuk, sebaiknya tutuplah mulut kita agar tidak membuat risih lawan bicara kita

h.    Lalu setelah diselesaikan pembicaraannya, maka berterima kasihlah dan minta maaflah apabila terjadi kesalahan disaat kita melakukan pembicaraan sebelumnya

3.    Etika disaat menggunakan selular

Disaat kita menelepon, pasti ada kesamaan disaat kita berkunjung kerumah teman kita. Dan juga disaat kita mendapat panggilan itu juga ada kesamaan disaat teman kita berkunung kerumah kita. Ada beberapa yang perlu diperhatikan disaat melakukan komunikasi melalui telepon, yakni:

a.    Jika kita akan menelpon hendaknya mempertimbangkan waktu, apakah waktu tersebut benar atau tidak. Contohnya disaat kita akan ada bimbingan dengan dosen maka perlu pertimbangan waktu, kapan yang setidaknya tidak mengganggu waktu dosen kita.

b.    Hendaknya berbicaralah menggunakan intonasi yang kalem, halus, dan spontan ke inti pembicaraan atau tidak bertele-tele.

c.    Berikanlah kepedulian terhadap komunikan disaat kita berbicara

d.    Disaat kita menelpon jangan sekali-kali kita mengajak orang lain yang didekat kita untuk bicara, karena hal tersebut akan menyinggung perasaan orang yang kita telepon

e.    Pada saat diakhir percakapan, ucapkanlah terima kasih karena telah menyempatkan waktunya untuk menerima telfon dari kita

4.    Etika disaat kita akan berkenalan

a.    Sebutlah nama kita dengan jelas

b.    Bersikaplah dengan penuh keyakinan

c.    Sekali kali janganlah mengabaikan kontak pribadi

d.    Adabaiknya kita melakukan jabatangan tangan maksimal 5 detik

e.    Pandanglah mata komunikan kita searah dengan maksud kita berbicara dengan lawan bicara kita

f.     Hendaknya tubuh sedikit ke depan

g.    Ada baiknya disaat kita berkenalan dengan lawan bicara kita, lakukanlah dengan tersenyum

h.    Hindarilah berkenalan di tempat yang ramai.

5.    Etika dialam percakapan

a.    Didalam sebuah percakapan pasti ada topic yang menjadi bahan pembicaraan, hendaknya topiknya itu tidak menyinggung SARA, dan baiknya topiknya berisikan tentang pembicaraan yang menarik bagi komunikator dan komunikan

b.    Didalam percakapan pastinya ada hal yang harus di hindari, yakni

·      Memotong pembicaraan lawan bicara kita

·      Membicarakan suatu hal yang dapat menimbulkan pertentangan

·      Membual tentng diri sendiri

·      Membicarakan suatu hal dengan bertele-tele

·      Menanyakan suatu hal yang menyangkut pribadi lawan bicara kita

·      Memberikan nasehat kepada lawan bicara kita tanpa diminta

·      Memaksa seseorang yang sifatnya pemalu dan pendiam untuk berbicara didepan umum

·      Berbisik-bisik

6.    Bertukar kartu nama juga ada etikanya tersendiri, yakni:

a.    Pertukaran katu nama baiknya dilaksanakan diawal komunikator bertemu dengan komunikan

b.    Berikanlah kartu tersebut kepada lawan bicara kita  dengan 1 tangan

c.    Apabila kartu identitas kita dicetak menggunakan beragam bahasa, sebaiknya disaat kita memberikan kartu nama kita ke lawan bicara kita hendaknya letakkan sisi yang terdapat bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara kita atau penerima kartu nama tersebut menghadap penerima

d.    Apabila kita yang menjadi penerima kartu nama, sebaiknya baca terlebih dahulu sebentar kartu nama yg diberikan kepada kita lalu ucapkan terima kasih, lalu disaat kita akan menyimpan kartu nama yang diberikan kepada kita hendaknya dilakukan dengan cara yang tenang jangan grusa-grusu

e.    Janganlah kita memperlakukan kartu nama yang diberikan kepada kita dengan sembarangan, karna hal tersebut merupakan sebuah penghinaan terhadap orang yang telah memberikan kartu nama tersebut kepada kita.

2.4    Komponen - Komponen Komunikasi Yang Efektif

Dalam mempelajari bagaimana komunikasi, sangat perlu merumuskan apa saja komponen-komponen yang membentuk atau yang harus ada pada saat komunikasi berlangsung. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Laswell (Fiske, 2004) komponen komunikasi ada empat yaitu siapa yang melakukan komunikasi, informasi apa yang disampaikan, saluran atau media seperti apa yang digunakan, siapa yang menerima informasi, dan timbal baliknya seperti apa.

Secara umum, komponen-komponen komunikasi antara lain :

a.    Komunikator (Pengirim pesan), pihak yang mengirim pesan atau informasi atau orang yang berinisiatif menjadi sumber dalam sebuah hubungan.

b.    Pesan, merupakan hasil transformasi dari gagasan atau pikiran yang dikirim oleh komunikator dan diterima oleh komunikan dapat berupa verbal dan non verbal

c.    Saluran komunikasi (Media), alat yang digunakan atau dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi/gagasan

d.    Komunikan (Penerima pesan), pihak yang menerima pesan atau informasi

e.    Efek, yaitu dampak yang ditimbulkan dari aktivitas komunikasi yang menjadi aspek keberhasilan komunikasi yang ditandai dengan perubahan sikap, pendapat, dan perilaku.

f.     Umpan balik, merupakan tanggapan yang diberikan komunikan selama proses komunikasi berlangsung. Komponen ini biasa digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan komunikasi dengan mengubah teknik, gaya komunikasi, dan isi pesan

g.    Gangguan komunikasi, merupakan masalah yang timbul dalam melakukan komunikasi. Hal tersebut dianggap membuat komunikasi tidak efektif antara lain dikarenakan gangguan dari fisik, psikologi, semantik dan juga mekanis.

h.    Lingkungan merupakan pemberi komponen yang memberikan pengaruh pada berlangsungnya komunikasi.

Komunikasi merupakan proses dimana suatu gagasan diubah dari sumber (komunikator) kepada satu orang penerima atau lebih dengan tujuan untuk mengubah laku seseorang (Mulyana, 2005). Sehingga komunikasi ini merupakan proses yang mana kegiatan ini memiliki ciri terjadinya tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan.

Dalam melakukan komunikasi akan ada konteks komunikasi yang beragam seperti konteks organisasi, bisnis, dan lain sebagainya. Dan tentu saja dalam komunikasi adakalanya tidak bersifat tunggal saja tetapi bisa juga gabungan dari beberapa konteks seperti konteks organisasi dalam bisnis, konteks komunikasi dalam budaya dan sebagainya. Konteks komunikasi tersebut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi diluar pihak yang berkomunikasi antara lain :

a.    Fisik, antara lain  suhu udara, cuaca, dan warna dinding

b.    Psikologi, antara lain dari prasangka, sikap, dan kecenderungan

c.    Sosial, seperti nilai sosial dan norma kelompok

d.    Waktu, yaitu saat komunikasi dilakukan

Dari konteks komunikasi tersebut menunjukan faktor mempengaruhi komponen komunikasi seperti :

a.    Komunikator dan komunikan

Dipengaruhi oleh antara lain sikap, pengetahuan, keterampilan pengetahuan, system sosial dan budaya

b.    Pesan

Dipengaruhi oleh bagaimana pesan tersebut dikembangkan dengan dasar struktur pesan, isi, elemen, perlakuan dan kode pesan

c.    Saluran pesan (Media)

Faktor yang mempengaruhi yaiu dari fungsi pancaindera karena saluran komunikasi digunakaan sebagai menyampaikan pesan dan diserap oleh pancaindera.

No comments:

Post a Comment