Pages

Saturday, 3 March 2018

ETIKA PROFESI : MENGELOLA KOMPETENSI PERSONAL



A.     KOMPETENSI PERSONAL

1.      Pengertian Kompetensi
            Seiring dengan persaingan bisnis yang semakin tajam dan perubahan lingkungan yang sangat drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, maka setiap organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya sehingga dapat memberikan output yang terbaik bagi organisasi/perusahaan. Dengan kata lain, organisasi tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, tetapi juga berorientasi pada nilai. Dalam hal ini kompetensi berarti memiliki kemampuan secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil akhir berdasarkan pada mutu dan standar yang telah ditetapkan.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiapengertian kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, sedangkan berdasarkan surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kompetensi berkaitan dengan karakteristik yang mendasari kemampuan seseorang dalan berkerja.
            Dalam rumusan yang lain kompetensi merujuk pada keahlian atau pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang unggul. Kompetensi terbentuk melalui individu/organisasi, keterampilan dan kemampuan serta menyediakan kerangka kerja untuk membedakan antara kinerja yang rendah dengan kinerja yang luar biasa. Kompetensi dapat diterapkan pada organisasi, individu, tim dan pekerjaan serta tingkat fungsional. Kompetensi merupakan kunci untuk efektivitas dalam pekerjaan.

2.      Jenis Kompetensi
            Jenis kompetensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini.
a.       Core Competencies/Kompetensi Utama
Kompetensi utama adalah sebuah kompetensi yang didefinisikan sebagai kemampuan internal yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Kompetensi ini adalah kompetensi yang diharapkan dimiliki semua individu dalam organisasi. Kompetensi ini mendefinisikan tentang nilai-nilai organisasi yang paling dipahami oleh kebanyakan orang. Tujuan dari kompetensi utama bagi individu adalah agar ia bisa bekerja dalam beragam posisi di dalam organisasi.
b.      Threshold Competencies
Threshold Competencies adalah karakteristik setiap pemegang pekerjaan sehingga bisa melakukan pekerjaan secara efektif, tetapi tidak dapat digunakan untuk membedakan seorang yang berkinerja tinggi, rata-rata dan atau rendah. Misalnya, penjual yang baik harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang produk yang mereka jual, tetapi pengetahuan ini tidak selalu cukup untuk memastikan performa penjualan mereka.
c.       Differentiating Competencies
Differentiating Competencies adalah karakteristik yang membedakan individu berkinerja superior dengan yang rata-rata. Diffrentiating Competencies tidak ditemukan dalam individu yang berkinerja rata-rata. Misalnya individu yang bekerja di bidang desain memiliki differentiating competencies dalam mendesain yang membuatnya lebih unggul dari orang lain.

3.      Manfaat Kompetensi
            Mengapa harus ada kompetensi? Kompetensi harus ada karena beberapa alasan sebagai berikut.
  1. Kompetensi merupkan cara terbaik untuk memahami kinerja dengan cara mengamati apa yang sebenarnya orang lakukan untuk berhasil daripada mengandalkan asumsi-asumsi yang tidak jelas.
  2. Cara terbaik untuk mengukur dan memprediksi kinera adalah dengan menilai apakah individu memiliki kompetensi yang diharapkan.
  3. Kompetensi dapat dipelajari dan dikembangkan.
  4. Kompetensi dapat dilihat dan diakses.
Manfaat kompetensi juga dapat dilihat dari beberapa sisi berikut.
a.      Karyawan
Manfaat kompetensi dilihat dari sisi karyawan adalah sebagai berikut.
1)      Adanya kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan berdasarkan standar yang ada.
2)      Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.
3)      Meningkatnya keterampilan dan marketability sebagai karyawan.
4)      Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui dan potensi pengembangan karier.
5)      Pilihan perubahan karier yang lebih jelas, untuk berubah pada jabatan baru, seseorang dapat membandingkan kompetensi mereka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan untuk jabatan baru.
6)      Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier.
7)      Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan jelas.

b.      Organisasi/Perusahaan
                 Dengan adanya kompetensi, organisasi/perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikikut.
1)      Meningkatkan efektifitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang memiliki pencarian kerja.
2)      Pendidikan dan pelatihan dapat difokuskan pada kompetensi yang diinginkan perusahaan/organisasi.
3)      Penilaian terhadap hasil pendidikan dan pelatihan akan lebih handal dan konsisten.
4)      Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena karyawan telah memiliki keterampilan yang akan diperolah dari pendidikan dan pelatihan.
5)      Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi yang diperlukan untuk mengelola perubahan.

Dalam lingkup yang lebih luas, kompetensi memiliki manfaat sebagai berikut.
a.      Industri
1)      Indentifikasi dan penyesuaian yang lebih baik atas keterampilan yang dibutuhkan untuk industri.
2)      Akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan pelatihan sektor publik yang relevan dengan industri.
3)      Mendorong pengembangan keterampilan yang luas dan relevan di masa depan.
4)      Pelatihan industri melalui sertifikasi pencapaian kompetensi individu.
5)      Ditetapkannya dasar pemahaman yang umum dan jelas atas hasil pendidikan dan percaya diri yang lebih besar karena kebutuhan industri telah terpenuhi sebagai hasil penilaian berbasis standar.

b.      Ekonomi Daerah dan Nasional
Ekonomi nasional dan daerah memperoleh manfaat sebagai berikut.
·         Meningkatkan bentuk keterampilan untuk bersaing di pasar domestik dan internasional.
·         Mendorong investasi internasional baru pada industri dimana angkatan kerja terampil sangat diperlukan.
·         Lebih efisien dari segi biaya karena dengan pekerja yang memiliki kompetensi efisiensi perekonomian dapat diwujudkan.


B. CARA MENGELOLA KOMPETENSI PERSONAL
            Kompetensi personal adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk berkinerja. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Efektif tidaknya suatu hasil kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang sesuai  dengan tuntutan pekerjaan.
            Mengelola kompetensi personal berarti kepandaian seseorang untuk mengelola kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya dengan prestasi kerja  serta sikap yang baik sehingga dapat memuaskan pemberi kerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Mengelola kompetensi personal dapat dilakukan dengan cara menjaga kepribadian dan presentasi diri, menambah kemampuan dengan pelatihan/pendidikan serta pengembangan karir.
                                                  
1.      Menjaga kepribadian
a.  Menjaga Kepribadian yang Baik
            Dalam kehidupan sehari-hari, sering didengar kata kepribadian. Secara umum, kepribadian adalah kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Menurut departemen kesahatan, kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.
            Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
            Menjaga kepribadian yang baik diantaranya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·         Mengendalikan diri
·         Bersikap mawas diri atau introspeksi diri
·         Jujur dalam sikap dan perbuatan

b.      Faktor-faktor yang membentuk kepribadian
            Kepribadian seseorang dibentuk oleh beberapa faktor berikut ini.
1)      Faktor Biologis
Faktor biologis berperan penting dalam membentuk otot, rangka, tinggi atau pendeknya seseorang, anggota tubuh dan fungsinya, warna kulit, kemampuan nalar dan kecerdasan serta kemampuan berpikir dan menganalisis.
2)      Faktor Kultural dan Peradaban
Faktor kebudayaan dan peradaban menyangkut kumpulan nilai-nilai, konsep-konsep, pengetahuan dan kebiasaan manusia dalam hidup bermasyarakat yang bisa memengaruhi kepribadian seseorang.
3)      Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu. Pemahaman akan kepribadian seseorang juga dapat dilihat dari pendidikan.
4)      Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan hal terpenting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena dari keluargalah awal seseorang belajar melakukan interaksi dengan orang lain, belajar mengenal etika, budaya, norma-norma, dan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
5)      Faktor Sosial dan Lingkungan
Status sosial seseorang dan lingkungan pergaulannya, seperti keluarga, sekolah, tempat tinggal, budaya, adat istiadat, juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang tersebut.

c.       Tipe-tipe Kepribadian
            Kepribadian memiliki beberapa tipe sebagai berikut:
1)      Kepribadian Ekstrovert
Kepribadian Ekstrovert adalah kepribadian yang bersifat terbuka, berorientasi ke dunia luar sehingga sifatnya ramah, senang bergaul, dan mudah menyesuaikan diri. Di lingkungan pekerjaan individu berkepribadian ini lebih suka bekerja dengan banyak orang, suka berterus terang, suka berterus terang, aktif mengeluarkan ide-ide dan pandai mengajak orang lain mengikuti ide dan keinginannya.
2)      Kepribadian Introvert
Kepribadian introvert adalah kepribadian yang bersifat tertutup dan berorientasi kepada diri sendiri sehingga sifatnya pendiam, jarang bergaul, suka menyendiri, dan sukar menyesuaikan diri. Walaupun dia bekerja sangat individualis, namun orang yang introvert biasanya dapat bekerja dengan baik dan tidak mengecawakan serta dapat diandalkan.
3)      Kepribadian Ambivert
Kepribadian ambivert adalah kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan ke dalam kedua tipe tersebut di atas oleh karena sifatnya bervariasi.
           
Di dalam dunia kerja, terdapat beberpa kepribadian seperti berikut ini:
1)      Tipe Realistik
Orang berkepribadian realistik adalah orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannyabpada orang lain.
2)      Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. Ia merasa membuang waktu dengan masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.
3)      Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada orang lain daripada gagasan. Ia mendominasi orang lain untuk mencapai tujuannya. Ia pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan bernegosiasi.
4)      Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ini mudah tergelincir untuk menjadi penyebar gosip.
5)      Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.
6)      Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik serta memerlukan ketelitian. Ia biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide dan orang lain.

2.      Presentasi Diri
            Presentasi diri adalah penampilan seseorang secara keseluruhan. Penampilan diri, sering juga dikenal dengan istilah grooming. Grooming adalah penampilan diri seseorang yang selalu terjaga dan selalu rapi. Penampilan diri harus serasi dan menarik agar disukai oleh orang lain. Penampilan menarik mencerminkan kepribadian orangnya. Orang yang berpenampilan menarik akan dinilai sebagai orang yang berkepribadian baik. Sebaliknya, orang yang kurang memperhatikan penampilannya dinilai sebagai orang yang berkepribadian kurang baik meskipun hal ini tidak berlaku mutlak.
            Penampilan diri yang serasi dan menarik, sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama orang yang banyak berhubungan dengan orang lain sehingga dapat memberi respon yang positif. Untuk mencapai penampilan diri yang menarik seseorang harus mampu menganalisis dirinya sendiri dan memakai pakaian yang tepat pada waktu yang tepat pula. Selain itu, perlu pula diperhatikan warna dan corak busana, dandanan, raut wajah, gaya berjalan, cara makan dan minum yang merupakan unsur penting dalam penampilan yang serasi dan menarik. Penampilan diri yang serasi dan menarik, tidak hanya dilihat dari penampilan luar saja, tetapi juga harus didukung dan timbul dari dalam diri.
a.      Tata cara berbusana yang baik
           Busana kerja harus mampu mencerminkan kepribadian dan profesi. Untuk perusahaan-perusahaan tertentu sudah disediakan seragam kerja, tetapi jika tidak ada, maka, pakailah busana kerja yang sifatnya basic dengan warna putih, hitam atau coklat. Boleh juga memakai warna cerah dan bahan bercorak kecil. Biasanya wanita memakai blus lengan panjang atau pendek, rok pendek sebatas lutut atau rok panjang dibawah betis, serta bisa juga celana panjang. Bagi pria bila harus memakia dasi, pakailah dasi dengan corak dan warna lembut serta serasi dengan kemeja dan celan panjang. Berbusana serasi dan menarik harus pula meliputi pilihan yang tepat dan sesuai dengan kepribadian dan pembawaan.
           Dari cara berbusana, seseorang dapat dinilai kepribadiannya, tingkat kependidikannya, dan lingkungan pergaulannya. Untuk dapat berbusana dengan baik, perlu juga diketahui jenis pakaian resmi menurut tata cara berbusana internasional, yaitu sebagai berikut.
1)      Pakaian lengkap
Pakaian lengkap terdiri atas pentalon, jas, dasi. Pada pagi hari sebaiknya tidak memakai warna hitam, tetapi warna terang (light colour). Pada waktu upacara kenegaraan sebaiknya berpakaian jas resmi dan lengkap, kecuali jika ada kartu undangan tertulus dress code nya.
2)      Pakaian resmi (black tie)
Pakaian resmi (black tie) terdiri dari celana hitam, kemeja putih, dasi kupu-kupu hitam, kaos kaki hitam dan sepatu hitam. Di Indonesia, masalah pakaian resmi sangat fleksibel, sehingga tidak harus jas resmi.
3)      Dark suit
Pakaian dark suit dianggap pakaian resmi untuk budaya berbusana bangsa Indonesia. Pakaian jenis ini dapat dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, pada acara resmi kenegaraan di Indonesia banyak para pejabat kita yang memakai kemeja batik, yang penting sopan dan menarik.

b.      Tata cara bersolek dan berhias proporsional
                 Pada umumnya, kebersihan dan kerapian disukai oleh semua orang. Penampilan dengan pakaian yang tidak rapi atau bau badan akan sangat mengganggu lawan bicara. Untuk itu perlu kiranya diketahui tata cara berhias yang menciptakan penampilan menarik dan disukai banyak orang.
                 Cara bersolek dan menggunakan perhiasan perlu sekali diperhatikan agar penampilan menarik dan tidak terkesan norak atau seronok. Perlu dihindari penggunaan kosmetik secara berlebihan. Penampilan juga adalah bentuk pernyataan diri, seseorang tidak perlu cantik, tetapi harus tahu bagaimana cera membawa diri, dengan memperhatikan rambut, kulit dan make up sehingga timbul rasa percaya diri.
            Beberapa hal yang selalu harus diperhatikan dalam bersolek adalah sebagai berikut.
1)      Perawatan rambut
Rambut harus selalu dalam keadaan bersih dan tertata rapi dengan model yang sederhana. Rambut yang panjang memang membutuhkan perawatan ekstra, tetapi jangan sampai rambut yang panjang mengganggu keleluasaan gerak  dalam bekerja. Model rambut hendaknya cocok dengan raut muka.
2)      Make Up
Penggunaan bahann make up sangat penting untuk mempercantik wajah. Merias wajah harus dilakukan sewajarnya, sesuai dengan kondisi dan ciri diri. Jangan memakai make up secara berlebihan. Kulit juga harus diberi pelembab agar  terawat dengan baik.
3)      Perhiasan dan parfum
Pakailah perhiasan dan aksesoris tidak berlebihan serta disesuaikan dengan busana yang
diopakai. Demikian juga dalam memilih parfum, pilihlah parfum yang aromanya tidak terlalu menyengat. Dalam kehidupan di kantor, parfum memegang peranan yang lebih dominan dari pada perhiasan/aksesoris.
4)      Sepatu
Perencanaan pemakaian sepatu juga perlu dilakukan. Apakah sepatu yang dipakai masih dalam keadaan baik, sol, atau kulitnya apakah telah disemir dan telah sesuai warnanya dengan pakaian. Sepatu meskipun sepele tetapi bisa mengurangi nilai penampilan anda. Bagi kaum wanita memakai sepatu yang bertumit tinggi lebih sedap dipandang dan membuat tubuh Anda tegap sewaktu berjalan.

3.   Pelatihan
a.  Pengertian pelatihan
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia. Berikut ini pendapat para ahli tentang pengertian pelatihan.
1)      Moekijat menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
2)      Sudirman menjelaskan bahwa pelatihan adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan pembelajaran guna terciptanya perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi.
3)      Michael j. Jacius mengemukakan istilah pelatihan menunjukkan suatu proses peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan merupakan proses membantu individu untuk memperoleh efisiensi dalam melakukan pekerjaan, baik pada saat sekarang maupun masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan pikiran dan tindakan-tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Kegiatan pelatihan juga dilakukan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari dan mengantisipasi kemungkinan permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang.

b.   Tujuan dan Manfaat Pelatihan
     Tujuan pelatihan adalah sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan. Dengan demikian pelatihan dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas dan tidak hanya untuk mengembangkan keterampilan dan bimbingan. Pelatihan diberikan dengan harapan individu yang menjalaninya dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik setelah mengikut pelatihan tersebut. Selain tujuan sebagaimana dikemukakan di atas, pelatihan juga memiliki sejumlah manfaat, yaitu sebagai berikut:
1)  Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki kinerja organisasi. Perbaikan-perbaikan itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan pengetahuan dalam pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan organisasi, tugas masing-masing karyawan dan sasaranya dan Iain-Iain.
2)  Pelatihan tertentu diadakan agar karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan.
3)  Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, dan menghilangkan sikap-sikap yang tidak produktif yang timbul dari salah pengertian atau informasi yang membingungkan.
4)  Pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.
5)  Membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik.
6)  Meningkatkan   kemampuan   pekerja   menyelesaikan   berbagai   masalah yang dihadapinya.
7)  Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
8)  Peningkatan kemampuan karyawan untuk mengatasi strees, frustrasi, dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri.
9)  Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para karyawan dalam rangka pertumbuhan secara teknikal dan intelektual.
10) Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.
11) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
12) Memperbaiki sikap-sikap agar mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat 
 membuat keputusan dengan baik dan benar.
13) Meningkatkan motivasi untuk belajar dan selalu bersedia untuk mengembangkan
 pengetahuan dan kemampuannya.
14) Menumbuhkan rasa percaya diri dan solidaritas yang tinggi di antara sesama karyawan
 khususnya dan masyarakat umumnya.
            Dapat disimpulkan dengan adanya pelatihan akan mampu mengurangi dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari individu sehingga bisa bekerja lebih giat, baik pada masa sekarang maupun masa depan.

c.   Jenis Pelatihan
Beberapa jenis pelatihan yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
1)       Magang/Apprenticeship Training
Magang adalah suatu pembekalan terhadap karyawan dengan cara belajar dan praktik secara langsung di suatu posisi pekerjaan. Magang banyak sekali digunakan untuk melihat potensi individu dalam satu jenis pekerjaan tertentu sehingga bila telah selesa magang, bisanya individu tersebut akan ditawari bekerja pada posisi tersebut.


2)       On the Job Training
Metode on the job training adalah pelatihan yang menggunakan situasi dalam pekerjaan. Di sini karyawan diberi pelatihan tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). On the jot training, dibagi dalam beberapa metode, antara lain:
Ø  Coaching
Coaching adalah suatu cara pelaksanaan pelatiha ndimana atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode in pengawas diperlukan sebagai pemberi petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Ø  Apprenticeships
Apprenticeships merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.
Ø  Job Rotation (Rotasi Jabatan)
Dalam rotasi jabatan karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga praktik berbagai macam keterampilan dengan cara berpindah dari satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.

3)  Off The Job Training
            Metode off the job adalah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Metode ini digunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat atau pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat dlakukan karena sangat mahal. Off the job training, dibagi dalam beberapa metode, antara lain:
Ø  Vestibule Training
Vestibule training merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis peralatan yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.
Ø  Role Playing
Role playing merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti menjadi lebih toleran terhadap perbedaan individual dan juga dapat mengembangkan keterampilan-ketrampilan antarpribadi.
Ø  Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan dan anggota pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.
Ø  Case Study
Case study merupakan metode pelatihan di mana para peserta pelatihan dihadapkan pada beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.
Ø  Laboratory Training
Teknik ini merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan antarpribadi. Latihan ini bersifat sensitivitas, di mana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Laboratory training ini berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang,

4.  Pengembangan Karir
            Karir adalah perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Karir dapat juga diartikan sebagai semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Dengan demikian karir menunjukkan perkembangan karyawan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam sutau organisasi. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karir merupakan rangkaian atau urutan posisi pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama kehidupan kerja seseorang.
            Dalam menjalani suatu karir tertentu, bisa saja individu mengalami kejenuhan karena ia terlalu lama berada pada posisi yang sama. Untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya suatu pengembangan karir. Pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap karyawan, karena dengan pengembangan ini individu akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik daripada apa yang diperoleh sebelumnya, baik material maupun nonmaterial seperti status sosial, perasaan bangga dan sebagainya.
            Pengembangan karir mengandung tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.
a.        Membantu karyawan dalam menilai kebutuhan karirnya sendiri.
b.       Mengembangkan kesempatan-kesempatan karir yang ada dalam organisasi.
c.        Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan karyawan dengan kesempatan-         kesempatan karir.
Sesuai dengan tiga unsur di atas diharapkan karir karyawan merupakan suatu unsur yang sangat penting dan sifatnya pribadi. Oleh karena itu, organisasi harus memberi kebebasan kepada karyawan untuk mengambil keputusan sendiri mengenai tujuan serta kesempatan menjalani karirnya.
Pengembangan karir dapat dilakukan melalui mutasi, promosi, dan demosi.
1)  Mutasi
Mutasi adalah satu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi pada tingkat jabatan yang sama. Prinsip mutasi adalah memindahkan karyawan kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai agar semangat dan produktivitas kerjanya meningkat. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan. Mutasi merupakan salah satu tindak lanjut yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi kenja. Dengan adanya mutasi diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan, sifat pekerjaan lingkungan pekerjaan, atau alat-alat kerja yang lebih cocok bagi seorang karyawan.
2)       Promosi
Promosi adalah perpindahan karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi perusahaan sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar. Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3)       Demosi
Demosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih rendah dalam satu organisasi/perusahaan. Dengan demikian wewenang, tanggung jawab, pendapatan serta statusnya semakin rendah. Dengan kata lain demosi adalah penurunan pangkat/jabatan seseorang dalam suatu organisasi. Demosi biasanya dilakukan untuk memberikan pelajaran atau bentuk suatu hukuman bagi seorang karyawan. Biasanya karyawan yang tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya pada jabatannya akan mengalami demosi ke jabatan yang lebih rendah.

No comments:

Post a Comment