A. Awal
Berdirinya Kerajaan Kutai
Kerajaan
Kutai (Martadipura) merupakan kerajaan
Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad
4 M. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota
Tenggarong), tepatnya di hulu sungai Mahakam.Kerajaan ini dulunya Bernama
Qwitaire Maradapur (Kutai Martapura) didirikan dalam tahun 400 M oleh Kundungga
Keturunan Warga Sungga yang memerintah pada tahun (350M), Yang mempunyai
menantu bernama Maharaja Sri Acwawarman (Wamsekerta) yang memerintah pada
tahun (375M) yang kemudian mempunyai anak bernama Maharaja Sri Mulawarman
Naladewa. Tahukah Anda di manakah letak Kerajaan Kutai? Kerajaan Kutai atau
Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) berada di sungai Mahakam, lebih tepatnya
di kecamatan Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur. Wilayahnya cukup luas yaitu
hampir menguasai wilayah Kalimantan.
Bagaimana kita ketahui bahwa pada tahun 1870 adanya suatu
penelitian di Muara Kaman, karena adanya penemuan-penemuan berupa benda-benda
yang menyangkut sejarah Kerajaan Kutai Martapura yang selalu disebut-sebut
dengan nama Kerajaan Kutai Mulawarman. Adapun benda-benda yang diketemukan pada
tahun 1870, tersebut antara lain : 4 buah tugu (Batu Prasasti yang disebut
Yupa), dua Buah Lencana Kerajaan yang terbuat dari Emas dan Patung Kura-Kura
Emas yang disimpan oleh seorang keturunan Raja-Raja di Muara Kaman,
menurut berita pada tanggal, 3 Juni 1879, K.F. Holle yang tertarik dengan
penemuan Perasasti Yupa tersebut melaksanakan pertemuan di Batavia (Jakarta
Sekarang) guna meneliti lebih jelas tentang perasasti yupa yang ditemukan di
Muara Kaman tersebut. Pada Tanggal, 13 September 1880, Kren telah pula
mengadakan pertemuan di Royal Academy Of Sciences di Amesterdam Belanda, dalam
pesentasinya Kren berpendapat bahwa Yupa adalah sebuah perasati pendirian
sebuah Negara yang berbentuk kerajaan, maka oleh J.Pn.Vogel transkripsi yupa
diteliti secara seksama yang dibantu oleh F.D.K Bosch, dan beberapa epigraf
dari India Selatan yakni Fleet, Hultzsch, serta Vankayya. Hasilnya belum cukup
memuaskan. Sehingga pada tahun 1939, diadakan peneltian di Muara Kaman dan
menemukan 3 Buah Prasasti Raja Mulawarman yang disebutkan berasal dari abat
ke-IV, karemana meliat tulisan yang digunakan pada tugu batu tersebut adalah
huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sangsekerta Kuno dari India Selatan.Guna
memperjelas tentang pengkajian prasasti yupa pada tahun 1952, diadakan
perbaikan dalam pembacaan dan penerjemahanya oleh Raden Mas Ng. Poerbatjaraka
yang mengatakan bahwa tulisan-tulisan tersebut menggambarkan beberapa hal
tentang Kurban dalam sebuah acara kenegaraan dan kurban-kurban yang
bersangkutan dengan acara ritual agama Hindu, Menurut seorang pakar sejarah
bernama Ny.Soeleman mengatakan bahwa didalam batu prasasti yupa ada menyebutkan
kata Vavrakecvara yang diartikan lapangan luas tempat upacara kurban maka dalam
pengkajian tersebut (Rajah Cri Mala Varmanah Danam Puyatane Ksetrei Yadattam
Varakecvare) yang dikatakan Bahwa Sang Raja Sri Mulawarman yang amat mulia dan
terkemuka telah mengadakan kurban bertempat didalam Varakecvare, (lapangan
luas) tempat upacara sedekah yang disebut Upacara Bahuswarnakam yaitu kurban
hadiah Sapi dan Emas.
Tulisan prasasti yupa yang kami kemukakan disini 2 buah dibahas dalam bahasa sansekerta 5 buah dibahas dalam bahasa Inggris, sebagai berikut :
Tulisan Pertama :
……cri mantah cri narendraasya mahat manah
putro cvabharmo vikhya tan vancakarta yathancuman tasya putro mahat manah
trayas-trayas ivagnayah tssan trayanam pravarah tapa bola danavitah cri mala
varmanah rajendro yastava bahusvan akam yajnasya jupoyam dwijen drais sampra
kalpita………….
Diartikan :
Sang Raja Kudungga yang mempunyai putra wamsakarta,
melahirkan tiga putra seperti api sinarnya dan menjadi raja-raja berkuasa
diwilayahnya dan yang paling terkenal adalah Maharaja Sri Mulawarman Nala Dewa
yang mengadakan kurban besar dan memberi sedekah emas kepada para berahmana
yang datang ketempat itu, sehingga dia diyatakan kuat dalam berkuasa.
Tulisan Kedua :
…… cri manto nrpa much yasa rajah cri mula
varmanah danam puyatane ksetrei yadattam varakecevare dvi jatibhyo geni
kalpebhyah vuncater gg osahestii kam tasya punyasya yupoyam kerto vidrair
ihagataih………..
Diartikan :
Sang Raja Sri Mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah
memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepara Berahmana sedekah itu
ditempatkan dalam varakecvare sebagai peringatan atas kebaikan sang raja Sri
Mulawarman dibuatlah tugu tiang pemujaan.
Tulisan Ketiga :
The illustrious monarch Mulawarman, having
conquered (other) Kings iu the battlefield, made them his tributaries, as did
kings Yudhisthira. At waprwkecwara he donmet forty thousand.....he again
donated thirty thousand. The pious king once again (ferforomed ?) Jivandana of
different kinds and illumination in his own town……by the pious one. This Yupa
has been ereeted by the Berahmanas who have come here (from) different (parts).
Diartikan:
Sang Raja Mulawarman menaklukan raja-raja di medan perang,
mereka harus membayar upeti sebagai mana yang dilakukan oleh raja Yudhisthira
di waprwkecwara, ia mendarmakan empat puluh ribu……kemudian tigapuluh ribu.
Mulawarman seorang raja saleh meyelengarakan Jiwandana yang berbeda-beda dan
penerangan dikotanya……oleh seorang yang alim. Yupa sudah didirikan oleh
Berahmana-Berahmana yang datang kesini dari berbagai daerah.
Tulisan Keempat :
Hail to the mighty king, the illustrious
Mulawarman of exalted rank, whouse gigts have been recorded at this holy spot
after he, the most excellent king, has betowed on Brahmanas the gifts of water,
ghee, tawny cows and sesame seeds as well as eleven bulls.
Diartikan :
Menyambut raja yang kuat, Mulawarman seorang raja agung dan
termashur telah mendarmakan peristiwa ini telah dicatat ditempat yang suci.
Mulawarman telah memberikan kepada Berahmana-berahmana hadiah air, miyak, sapi
yang berwarna kekuning-kuningan dan biji wijen dan juga sebelas ekor sapi
jantan.
Tulisan Kelima :
As Bhageratha was brn on king
segara………Mulawarman………
Diartikan :
Karena Bhageratha dilahirkan oleh Raja
Segara…….Mulawarman……(tulisan pada prasasti ini banyak yang rusak dan tidak
terbaca.
Tulisan Keenam :
Let the foremost amongst the priest and
whatsoever other pions men hear of the meritorious deed of Mulawarman, the king
of illustrious and resplendent fame of his greaft of cottle, his gift of a
wonder trce, his of land. For this multitudes of pious deeds this sacrificial
post has been set up by priest.
Diartikan :
Dengarkanlah oleh kaum sekalian. Berahmana yang terkemuka
dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi sang Mulawarman,
raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah
kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan
sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah tugu
ini didirikan oleh para berahmana (buat peringatan).
Tulisan Ketujuh :
The illustrios king Mulawarman gave away in
charity a heap of sesame seeds together with a multitude this yupa has heen
engraved upon of those two.
Diartikan :
Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua perkara yang telah
disedekahkan oleh sang raja Mulawarman, yakni gunung miyak (kental) dengan
lampu serta malai bunga.
B. Masa
Kejayaan Kerajaan Kutai
Masa kejayaan kutai ditandai dengan Kehidupan Sosial Ekonomi, Kehidupan Budaya, Sistem Kepercayaan dan Sistem Pemerintahan yang maju. Mari simak berikut penjelasannya.
a. Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari
prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut
adalah sebagai berikut: Masyarakat di Kerajaan Kutai
tertata, tertib dan teratur. Masyarakat di Kerajaan Kutai
memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola
perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Dan Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara
pasti, kecuali disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah
mengadakan upacara korban emas dan menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi
untuk golongan Brahmana disuatu tempat yang bernama Waprakeswara (tempat suci
untuk memuja dewa Siwa). Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi
tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat
lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan dagang.
Jika dilihat dari letak geografis, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan
antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk
disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan
perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping
pertanian.
b. Kehidupan Budaya
Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat dikatakan
kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan
(pemberkatan memeluk agama Hindu) yang disebut Vratyastoma. Vratyastoma
dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan
ciri-ciri keIndonesiaannya, sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut
para ahli, dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada
masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh
kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana asli orang
Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama
penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat
India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk
masalah keagamaan.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut
·
Masyarakat Kutai adalah masyarakat
yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
·
Masyarakat yang sangat tanggap
terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
·
Menjunjung tingi semangat keagamaan
dalam kehidupan kebudayaannya.
·
Masyarakat Kutai juga adalah
masyarakat yang respon terhadap perubahan dankemajuan budaya. Hal ini
dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan mengadaptasi
budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat.
·
Selain dari itu masyarakat Kutai
dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggispirit keagamaan dalam
kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan
ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan
itu.
c. Sistem
Kepercayaan
Masyarakat Kutai menganut agama Hindu. Bagaimana agama Hindu
muncul yang menjadi agama kepercayaan masyarakat dalam kerajaan Kutai Martapura
di Kalimantan, Dengan pemikiran serta didasari dari pengkajian fiolosopis
bahwa didalam yupa jelas telah menguraikan beberapa hal tentang kurban-kurban
yang terkait dengan Agama Hindu yang dianut oleh Raja Mulawarman. Adapun
upacara kenegaraaan Kerajaan Kutai Martapura seperti kurban Agatsya (Upacara
pendirian dinasty), menjelaskan tentang keturunan, kurban Bahuswarnakam
(Upacara pemberian hadiah harta berupa Emas), kurban Jivandana (Upacara hadiah
jiwa berupa binatang Sapi), kurban Waprakeswaea (Upacara pembangunan tempat
pemujaan berupa bangunan kuil atau candi), kurban Kalpa (Kalpataru) (Upacara
penyerahan watas tanah serta penanaman pohon kehidupan), dimana dikatakan sang
raja meanugerahkan miyak yang berasal dari pohon tengkawang dan biji wijen
serta bunga melambangkan kerajaan yang diperintahya memiliki kekayaan berlimpah
serta memiliki wilayah-wilayah yang dipimpin oleh para kepala negeri, kurban
Bhagrtha (Upacara kemakmuran) dimana telah dinyalakanya lampu sebagai sulu
penerang kehidupan rakyat yang dalam lindungan raja yang arib bijaksana telah
melimpahkan harta bagi kepentingan rakyat yang diperintahnya, karena raja
memiliki wilayah taklukan dan kekuasaan besar kurban tersebut dilaksanakan dan
dihadiri oleh para Berahmana dari berbagai negeri seperti Berahmana dari
Kerajaan Amarapati, Kerajaan Kalingga, Kerajaan Magadha, Kerajaan Sri Langka,
Kerajaan Amatadipura, dan Kerajaan Campa hal ini didukung dari keterangan bahwa
Kerajaan Kutai Martapura adalah sebagai kerajaan yang memiliki tambang Emas
yang di ekplotasi untuk diperdagangkan melalui pedagang dari India yang menjadi
pemasok emas ke Negara Yunani, Persia, Mesir, dan Eropa, emas tersebut didapat
dari beberapa kepulauan seperti Naladwiva, Swarnadwipa, Yawadwipa, dan Papua,
halnya orang-orang dari Campa (Kamboja) khusus didatangkan sebagai tenaga
pencari emas (pekerja tambang) hal ini dibuktikan dengan adanya orang Dayak
Tunjung adalah sisa-sisa orang Campa yang mendiami dataran tanah tunjung didaerah
Pinang Sendawar (Melak) di Kalimantan Timur. Yang semua itu merupakan
kebudayaan dan tradisi dari Agama Hindu yang telah masuk dan berpengaruh di
bangsa Indonesia termasuk Rakyat Kutai sekalipun.
d. Sistem
Pemerintahan
Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan
suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Sejak
muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kalimantan, terjadi perubahan dalam
tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan kepala suku menjadi sistem
pemerintahan Raja atau feodal. Kudungga tak dianggap menjadi sebagai pendiri
dari dinasti karena menggunakan konsep keluarga raja di zaman tersebut masih
terbatas di para keluarga raja yang sudah menyerap kebudayaan india pada setiap
kehidupan dalam sehari-hari. Raja mulawaranman juga menciptakan adanya
stabilitas politik dimana pada masa pemerintahannya tersebut. Itu terlihat dari
adanya Yupa yang menyebutkan bahwa Mulawarman menjadi raja berkuasa, kuat dan
bijaksana.Raja-raja BESAR yang pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah
sebagai berikut:
•
Kudungga. Raja ini adalah Founding
Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada nama raja pertama ini, karena nama
Kudungga merupakan nama Lokal atau nama yang belum dipengaruhi oleh budaya
Hindu. Hal ini kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa pada masa kekuasaan
Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara, kedudukan Kudungga pada
awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia megubah
struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja,
sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun.
•
Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan
bahwa Raja aswawarman merupakan raja yang cakap dan kuat. Pada masa
pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini
dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacara-upacara ini pernah
dilakukan di India pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika ingin
memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda
dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai. Dengan kata
lain, sampai dimana ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai disitulan batas
kerajaan Kutai. Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit kerajaan Kutai.
•
Mulawarman. Raja ini adalah Putra
dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan Kutai ke puncak kejayaan.Dengan
keadaan seperti itulah akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara korban emas
yang amat banyak.Mulawarman kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta jika
dilihat dari cara penulisannya. Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan
Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang.
Dari Yupa diketahui bahwa masa pemerintahan Mulawarman, kerajaan Kutai
mengalami masa keemasan. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai
hidup sejahtera dan makmur.
C. Runtuhnya Kerajaan Kutai
Pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu
Kerajaan
Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari Kerajaan
Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung
Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian menurunkan
putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII
dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang
mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana
Tungga salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil
menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad XVI melalui perang besar antara
kerajaan Kutai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing
dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja
Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di
tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil
menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat
luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing
Martadipura yang kemudian menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai Kertanegara sampai
sekarang.
Jadi Kerajaan Kutai berakhir saat Raja
Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja
Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa
Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang
ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara
inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.Kerajaan.
Sejak
tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji
Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Berikut
beberapa peninggal Kerajaan Kutai:
1. Prasasti Yupa adalah
salah satu peninggalan sejarah kerajaan kutai yang paling tua. benda bersejarah
satu ini merupakan bukti terkuat adanya kerajaan hindu yang bercokol di atas
tanah Kalimantan. Sedikitnya ada 7 prasasti yupa yang hingga kini masih tetap
ada. Apa saja? Simak ulasannya pada posting khusus kami yang membahas tentang 7
isi prasasti Yupa di sini. Peninggalan
2. Ketopong Sultan. Ketopong adalah
mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Beratnya 1,98 kg dan saat
ini disimpan di Musium Nasional di Jakarta. Ketopong sultan kutai ditemukan
pada 1890 di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Di Musium Mulawarman
sendiri, ketopong yang dipajang adalah ketopong tiruan. Peninggalan Sejarah
Kerajaan Kutai Peninggalan
3. Kalung Ciwa. Kalung Ciwa adalah
peninggalan sejarah kerajaan Kutai yang ditemukan pada masa pemerintahan Sultan
Aji Muhammad Sulaiman. Penemuan terjadi pada tahun 1890 oleh seorang penduduk
di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Kalung Ciwa sendiri hingga saat ini masih
digunakan sebagai perhiasan kerajaan dan dipakai oleh sultan saat ada pesta
penobatan sultan baru. Peninggalan
4. Kalung Uncal. Kalung Uncal adalah
kalung emas seberat 170 gram yang dihiasi liontin berelief cerita ramayana.
Kalung ini menjadi atribut kerajaan Kutai Martadipura dan mulai digunakan oleh
Sultan Kutai Kartanegara pasca Kutai Martadipura berhasil di taklukan. Adapun
berdasar penelitian para ahli, kalung uncal sendiri diperkirakan berasal dari
India (Unchele). Di dunia, saat ini hanya ada 2 kalung uncal, satu berada di
India dan satunya lagi ada di Museum Mulawarman, Kota Tenggarong. Peninggalan
5.
Kura-Kura Emas Peninggalan sejarah
kerajaan kutai yang menurut saya cukup unik adalah kura-kura emas. Benda ini
sekarang ada di Musium Mulawarman. Ukurannya sebesar setengah kepalan tangan.
Dan berdasarkan label yang tertera di dalam etalasenya, benda unik ini ditemukan
di daerah Long Lalang, daerah yang terletak di hulu sungai Mahakam. Adapun
berdasar riwayat, benda ini diketahui merupakan persembahan dari seorang
pangeran dari Kerajaan di China bagi sang putri raja Kutai, Aji Bidara Putih.
Sang Pangeran memberikan beberapa benda unik pada kerajaan sebagai bukti
kesungguhannya yang ingin mempersunting sang putri. Peninggalan
6. Pedang Sultan Kutai. Pedang Sultan
Kutai terbuat dari emas padat. Pada gagang pedang terukir gambar seekor harimau
yang sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan
seekor buaya. Pedang Sultan Kutai saat ini dapat Anda lihat di Museum Nasional,
Jakarta. Peninggalan
7.
Tali Juwita adalah
peninggalan kerajaan kutai yang menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai (sungai
Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu) yang dimiliki sungai mahakam. Tali juwita
terbuat dari benang yang banyaknya 21 helai dan biasanyan digunakan dalam
upacara adat Bepelas. Peninggalan
8.
Keris Bukit Kang adalah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri
Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan legenda, permaisuri ini adalah
putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas balai bambu. Dalam
gong tersebut, selain ada seorang bayu perempuan, di dalamnya juga terdapat
sebuah telur ayam dan sebuah keris, keris bukit kang. Peninggalan
9.
Kelambu Kuning Ada beberapa benda
peninggalan kerajaan yang dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat
adat Kutai hingga saat ini. benda-benda ini ditempatkan dalam kelambu kuning
untuk menghindari tuah dan bala yang bisa ditimbulkannya. Beberapa benda
peninggalan sejarah kerajaan kutai tersebut antara lain kelengkang besi, tajau, gong raden galuh, gong bende,
arca singa, sangkoh piatu, serta Keliau Aji Siti Berawan. Peninggalan
10. Singgasana Sultan merupakan peninggalan
sejarah kerajaan kutai yang masih tetap terjaga hingga kini. Benda tersebut
terletak di Museum Mulawarman. Dahulu Setinggil / Singgasana ini digunakan oleh
Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Aji Muhammad Parikesit, dan raja-raja
kerajaan kutai sebelumnya. Singgasana ini juga dilengkapi dengan payung,
umbul-umbul, dan peraduan pengantin Kutai Keraton. Peninggalan Sejarah Kerajaan
Kutai Peninggalan
11. Meriam Kerajaan kutai merupakan kerajaan yang dilengkapi
dengan sistem pertahanan kuat. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya peninggalan
sejarah berupa meriam dan beberapa alat bela diri lainnya. Adapun meriam,
kerajaan kutai memiliki 4 yang hingga kini masih terjaga dengan rapi. Keempat
meriam tersebut antara lain Meriam Sapu Jagat, Meriam Gentar Bumi, Meriam Aji
Entong, dan Meriam Sri Gunung. Peninggalan
12. Tombak Kerajaan Majapahit Tombak-tombak tua yang berasal
dari Kerajaan Majapahit juga merupakan peninggalan sejarah kerajaan kutai. Ya,
tombak-tombak tersebut telah ada di Muara Kaman sejak dulu. Ini membuktikan
jika kerajaan kutai dan Kerajaan Majapahit pada masa silam memiliki hubungan
yang sangat erat. Peninggalan
13. Keramik Kuno Tiongkok Ratusan keramik kuno yang diperkirakan
berasal dari berbagai dinasti di kekaisaran Cina tempo dulu yang sempat
ditemukan tertimbun di sekitar danau Lipan membuktikan bahwa kerajaan kutai dan
kekaisaran china telah melakukan hubungan perdagangan yang erat pada masa
silam. Ratusan keramik kuno yang menjadi peninggalan sejarah kerajaan Kutai itu
kini tersimpan di ruang bawah tanah musium mulawarman di Tenggarong, Kutai
kartanegara. Peninggalan
14. Gamelan Gajah Prawoto Di Museum Mulawarman saat ini juga
terdapat seperangkat gamelan. Gamelan-gamelan ini diyakini berasal dari pulau
Jawa. Tak hanya itu, beberapa topeng, keris, pangkon, wayang kulit, serta
barang-barang kuningan dan perak yang ada sebagai peninggalan sejarah kerajaan
kutai tempo silam juga membuktikan bahwa telah ada hubungan erat antara
kerajaan-kerajaan di Jawa dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Nah, itulah 14 peninggalan sejarah
kerajaan kutai yang dapat saya jabarkan. Jika Anda ingin lebih mengetahui
berbagai benda sejarah ini lebih dalam, silakan datanglah ke Kota Tenggarong,
Kutai Kartanegara, tepatnya di Museum Mulawarman
Kesimpulan
dan Penutup
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai
hulu Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan
prasasti, yaitu didaerah Kutai.
kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan social dan budayanya pun sangat menjujung tinggi
nilai kebudayaan yang ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat makmur,
dengan bukti bahwa Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para
pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja terakhir diKerajaan Kutai.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja terakhir diKerajaan Kutai.
Terima Kasih sudah membaca makalah kami tentang KERAJAAN
KUTAI dari Awal Berdirinya ke Masa Kejayaannya sampai Runtuhnya Kerajaan
tersebut. Semoga makalah yang kami buat bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan baru bagi kalian semua.