PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos
(teknologi = penerapan), dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang
mempelajari penerapan prinsip-prinsip biologi. Dalam arti luas, bioteknologi
ialah memanipulasi organisme atau komponen organisme tersebut untuk melakukan
tugas – tugas praktis atau menghasilkan produk yang bermanfaat. Dengan kata
lain, bioteknologi merupakan pemanfaatn organisme dan agen-agen biologis untuk
menghasilkan barang atau jasa untuk kepentingan manusia. Hal itu berhubungan
dengan pemanfaatan organisme atau komponen selulernya secara terarah dan
terkontrol yang melibatkan multidisiplin serta merupakan palikasi terpadu
antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel, fisiologi, genetika molekuler,
rekayasa genetika, dan teknik kimia.
Menurut Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi diartikan sebagai
penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu dengan
tujuan untuk penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan
yang dibiakkan. Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat sekarang biasa
untuk rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan usaha mengubah atau
memanipulasi bahan atau materi genetik organisme secara invitro dengan
menambah, mengganti, mengurangi, atau memodifikasi gen sehingga didapatkan
organisme dengan ciri kemampuan yang baru. Gen-gen yang digunakan untuk
rekayasa genetik dapat berasal dari organisme sejenis atau organisme yang
berbeda jenis tanpa mengenal batas spesies. Rekayasa genetik dilakukan dengan
cara yang disebut teknik rekombinan DNA. Teknik ini dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan peralatan yang canggih.
Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah
penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu
untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia
mempelajari struktur kimiawi organisme. Adapun rekayasa genetika adalah
aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme
lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut.
a) Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan,
atau hewan.
b) Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
c) Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan
pemurnian.
Objek kajian dan aplikasi bioteknologi mulai dari produksi makanan yang
difermentasi, bahan kimia berupa antibiotika, enzim, etanol, asam cuka, asam
sitrat, hingga produksi energi seperti biogas, fiksasi nitrogen, dan penemuan
minyak. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun
pada tumbuhan dan hewan.
II.
BIOTEKNOLOGI MODERN
Bioteknologi modern
merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi molekuler dan sel untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi modern
berdasarkan pada rekayasa genetika dan rekayasa biokimia.
Rekayasa genetika adalah teknik pengambilan gen tertentu untuk menghasilkan
organisme yang memiliki keunggulan secara genetik. Sedangkan, rekayasa biokimia
seperti penggunaan tangki reaktor untuk pertumbuhan mikroorganisme untuk proses
biologis tertentu supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
Di dalam dua dekade belakangan ini telah terjadi beberapa peristiwa penting
yang mendorong kemajuan dalam bioteknologi modern, yaitu sebagai berikut.
a) Meningkatnya harga bahan bakar fosil (bensin, minyak
tanah, maupun solar) yang sangat tajam.
b) Pemakaian enzim – enzim ligase dan endonuklease yang
dapat memotong DNA dan menyambungkannya kembali sehingga menghasilkan
rekombinan baru dengan tujuan untuk memamanipulasi gen secara buatan.
c) Penemuan oleh Kohler dan Milstein (1975) yang
memproduksi antibodi monoklonal dari memfusikan limfosit, myeloma, dan sel
tumor.
Ciri-ciri
Bioteknologi Modern adalah:
a) Mulai berkembang sejak ditemukan DNA.
b) Organisme atau mikroorganisme
digunakan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja genetik suatu
organisme yang bermanfaat bagi manusia.
c) Peralatan yang digunakan sudah modern.
d) Pemanfaatan mikroorganisme ditambah dengan teknologi
modern.
Teknik
yang digunakan dalam Bioteknologi Modern
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi
bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yang
berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung percobaan. Oleh
karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu
proses yang ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik. Organisme
transgenik adalah organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya
telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.
Beberapa prinsip dasar dalam rekayasa genetika, yaitu 1) DNA rekombinan,
2) fusi protoplasma, dan 3) kultur jaringan.
A.
DNA Rekombinan
Bioteknologi modern juga digunakan untuk merekombinasi DNA. DNA dipotong
kemudia disambungdengan DNA baru yang membawa sifat unggul. DNA baru hasil
penggabungan inilahyang disebut DNA rekombinan.
Tahap-tahap
pembuatan DNA Rekombinan
§ Mula-mula orang mencari DNA unggul, misalnya diambil
dari makhluk hidup lain atau membuatnya. Orang pada saat sekarang sudah
berhasil membuat DNA ini.
§ Menyiapkan wahana (vektor), yaitu alat untuk
memasukkan DNA itu ke dalam makhluk hidup yang akan diubah sifatnya. Wahana
biasanya berupa virus atau plasmid dari bakteri. Plasmid adalah DNA yang
bentuknya melingkar, terdapat di luar DNA inti bakteri. DNA plasmid mampu
keluar masuk sel dan bisa bergabung dengan kromosom sel organisme lain.
§ Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel.
§ Kloning (perbanyakan) DNA rekombinan. DNA yang sudah
dimasukkan ke dalam sel, diperlakukan sedemikian rupa sehingga bakteri yang
dimasuki DNA itu menggan-dakan DNA tersebut di dalam selnya.
§ Memelihara sel agar menghasilkan produk ang
diinginkan, sesuai dengan sifat yang dibawa oleh DNA yang disisipkan.
Makhluk
hidup yang telah disisipi sifat (DNA) baru biasanya akan memiliki sifat baru
itu. Makhluk hidup yang demikia itu disebut makhluk hidup transgenik (GMO= Genetic
Manipulating Organism).
B.
Fusi Fotoplasma
Fusi
protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama (organisme
berbeda) dalam suatu medan listrik. Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui
tahap-tahap:
1.
menyiapkan
protoplasma dari sel-sel yang masih muda karena dinding sel tipis serta
protoplasma yang banyak dan utuh
2.
mengisolasi protoplasma
sel dengan cara menghilangkan dinding selnya dengan menggunakan enzim kemudian
dilakukan penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali
3.
Protoplasma yang
didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat
aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
Fusi protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk
menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang
terjadi antara sel pembentuk antibody dan sel mieloma. Sel pembentuk
antibodi ini adalah sel limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel
kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas
seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi seperti sel-sel limfosit
B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan antibodi
yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu antigen.
Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini
berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
C.
Kultur Jaringan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan bertujuan untuk
memperbanyak jumlah tanaman. Tanaman yang dikultur biasanya adalah bibit
unggul. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan keturunan bibit unggul dalam
jumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Kultur
jaringan sebenarnya memanfaatkan sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan
lain.
Totipotensi
yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang sempurna. Teori
totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang
ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward menguji
ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil
satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu
wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt,
dan Riker.
Kultur jaringan memerlukan pengetahuan dasar tentang kimia dan biologi. Pada
teknik ini kamu hanya membutuhkan bagian tubuh dari tanaman. Misalnya batang
hanya seluas beberapa millimeter persegi saja. Jaringan yang kamu ambil untuk
dikultur disebut eksplan. Biasanya, yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda
yang masih mampu membelah diri. Misalnya ujung batang, ujung daun, dan ujung
akar.
Kultur jaringan dapat dilakukan secara sederhana, yaitu:
a.
Mensterilkan eksplan. Caranya adalah direndam dalam alkohol 70% atau
kalsium hipoklorit 5% selama beberapa menit.
b.
Gunakan botol atau tabung yang sudah disterilkan, isi dengan media.
Masukkan potongan jaringan yang sudah disterilkan di atas media dalam botol.
Media yang digunakan terdiri atas:
·
Unsur-unsur atau garam mineral: Unsur makro: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
Unsur mikro: Zn, Mn, Mo, So.
·
Asam amino, vitamin, gula, hormon, dengan perbandingan
tertentu.
·
Media cair; bahan-bahan di atas dicampur akuades.
·
Media padat; bahan-bahan di atas campur dengan agar-agar.
Media cair dan padat tersebut kemudian disterilkan dengan menggunakan mesin
khusus yang disebut dengan autoklaf.
c.
simpan di tempat yang aman pada suhu
kamar, tunggu untuk beberapa lama maka akan tumbuh kalus (gumpalan sel baru).
Bisa juga selama pemeliharaan dilakukan pengocokan dengan mesin pengocok yang
bergoyang 70 kali permenit. Pengocokan dilakukan selama 1,5 - 2 bulan.
Tujuan dari pengocokan adalah untuk merangsang sel-sel eksplan supaya giat
bekerja dan memperlancar proses persiapan zat dan penyebaran makanan
merata, serta menjamin pertukaran udara lebih cepat.
d.
Kalus yang tumbuh bisa dipotong-potong untuk dipisahkan dan di tanam pada
media lain.
e.
Kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman muda (plantlet), kemudian pindahkan ke pot. Jika tanaman
tersebut sudah kuat, maka bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan pertanian.
Kultur jaringan dapat disimpan dalam suhu rendah
sebagai stok atau cadangan. Jika sewaktu-waktu diperlukan, maka jaringan ini
dapat diambil dan ditanam. Contoh tanaman yang bisa menjadi objek kultur adalah
pisang, mangga, tebu, dan anggrek.
Keuntungan dari kultur jaringan adalah:
·
Dalam waktu
singkat dapat menghasilkan bibit yang diperlukan dalam jumlah banyak.
·
Sifat tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat
tanaman induk.
·
Tanaman yang dihasilkan lebih cepat berproduksi.
·
Tidak membutuhkan area tanam yang luas.
·
Tidak perlu menunggu tanaman dewasa, kita sudah dapat membiakkannya.
Peran Bioteknologi Modern dalam Beberapa Aspek Kehidupan
1.
Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat
itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG
yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan
tidak dapat membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat
dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk
makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau
mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan
lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak,
dan banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan
bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis
B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
2.
Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan penerapan bioteknologi
modern. Para ilmuwan telah berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada
berbagai tanaman. Prosedur tersebut melibatkan teknik kultur jaringan dan
teknik genetika pada bakteri yang telah Anda pelajari.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara.
Salah satunya, sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid
bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium rekombinasi tersebut
diinfeksikan pada jaringan tumbuhan. Bakteri yang digunakan Agrobacterium
tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan menyebabkan
penyakit cro n gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan
memasuki DNA tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang
sesuai dengan gen asing tersebut. Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga
tanaman transgenik.
Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian.
Beberapa di antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil
racun bagi serangga, gen bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan
herbisida. Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat
gen yang dimasukkan tersebut. Perhatikan Gambar berikut.
3.
Peternakan
Dalam
bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan
kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan
vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan hormon tersebut
disuntikkan pada hewan ternak. Hormon pertumbuhan yang disuntikkan berguna agar
ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu,
waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan hormon
tersebut.
Berikut
ini akan diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin,
hormon pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.
1.)
Vaksin Pencegah
Penyakit Ternak
Virus yang menyerang ternak dan paling merugikan adalah virus penyebab
penyakit mulut, kuku, dan lidah menjadi berwarna biru. Pada unggas, virus yang menyerang
dan merugikan adalah virus penyebab penyakit tetelo (New Castle Disease NCD),
sedangkan pada anjing, kucing serta karnivora lainnya adalah virus rabies.
Vaksin untuk penyakit mulut dan kuku dibuat dengan cara mengisolasi dan
memperbanyak gen yang mengode pembentukan kulit protein virus (VPI). Kemudian,
gen ini disisipkan pada plasmid E.coli.
Protein yang dihasilkan E.coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai
vaksin yang efektif terhadap virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa
dilakukan untuk menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan lidah
biru. Selain vaksin, dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus
alamiah.
2.)
Hormon
Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi
daging untuk ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu
dekat, hormon sejenis juga akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi daging
domba.
Pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan
memperbanyak gen pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya
dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud. Hormon tersebut kemudian disuntikkan
pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian nutrisi
ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah sering dilakukan.
Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan
pada domba penghasil wol. Dengan suntik hormon EGF ( Epidermal Grouth Factor),
bulu-bulu domba akan rontok dengan sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah
suatu hormon yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi EGF
yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat, tetapi helaian
rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian
tipis helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh
rambut tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah
lepas dari kulitnya.
3.)
Kloning
Reproduksi
Contoh lain penerapan bioteknologi modern dalam bidang peternakan adalah
kloning. Kloning adalah proses untuk membuat salinan molekul, elektron atau
organisme multiseluler yang identik. Pada kloning reproduksi, hal tersebut
dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama dengan induknya. Salah satu
proses kloning yang terkenal adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut
dilakukan pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba hasil kloning
ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly, ilmuwan
mengisolasi inti sel somatis kelenjar mamae domba dan memasukkannya ke dalam
sel telur yang telah dihilangkan inti selnya. Sel telur yang mengandung inti
sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu
pembelahan sel. Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut
dimasukkan dalam uterus domba betina.
Kloning reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang identik
dengan induknya, tetapi ilmuwan mengetahui bahwa kloning mempunyai potensi yang
lebih berguna. Para ilmuwan berusaha melakukan kloning reproduksi pada
hewan-hewan yang telah punah. Beberapa hewan punah telah dicoba dikloning. Pada
2003, seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian diikuti oleh tiga kucing
liar afrika dari embrio yang dibekukan. Hasil ini memberikan harapan bahwa
teknik yang sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya.
4.)
Pengobatan dan
Kesehatan
Penelitian
dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk mencari cara pencegahan, diagnosa
dan pengobatan pada berbagai kelainan dan penyakit. Terdapat beberapa hasil
bioteknologi modern pada bidang pengobatan dan kesehatan, di antaranya hormon
dan antibodi monoklonal.
1.)
Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon
steroid kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati
penyakit arthritis, rheumatik, leukemia, anemia hemafotik dan beberapa penyakit
lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara
sintetis memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan
sejenis kapang, yaitu hi opus arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal
dari hewan atau tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis dari Aspergillus,
ternyata dapat mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan dan
manusia) menjadi senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
dapat diobati dengan hormon insulin. Insulin hasil bioteknologi saat ini sudah
dapat diproduksi. Gen manusia yang mengendalikan pembentukan hormon insulin,
disisipkan ke dalam bakteri E-coli.
2.) Antibodi Monoklonal
Setiap saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan
zat-zat lain dari lingkungan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan
tubuh. Secara alami, manusia dapat menghasilkan antibodi bagi kuman atau
antigen tersebut. Namun, agar sistem kekebalan tubuh aktif, tubuh harus pernah
diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu bertahan, akibatnya
akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin
yang mengandung antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk
antibodi pada tubuh yang dapat melawan patogen. Oleh karena kemampuan melawan
patogen ini, antibodi monoklonal dikembangkan untuk mengatasi penyakit
spesifik.
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan
menyuntikkan sedikit antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus
akan merespon antigen dengan menghasilkan antibodi yang secara langsung dapat
diambil dari darahnya. Akan tetapi, biasanya antigen direspon oleh beberapa
macam sel. Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran
berbagai antibodi yang dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi
monoklonal. Antibodi yang dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik
terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal ini didapat dari kultur sel.
Pembuatan antibodi monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati
dan sel penghasil tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang
menghasilkan antibodi. Adapun sel tumor digunakan karena dapat membelah diri
terus-menerus. Perhatikan Gambar berikut.
Langkah pertama untuk membuat antibodi monoklonal adalah hewan disuntikkan
antigen sel B tersebut. Kemudian, sel B hewan diisolasi dan difusikan dengan
sel tumor. Hasilnya adalah sel hibrid yang menghasilkan satu antibodi tertentu dan
terus membelah. Antibodi monoklonal juga dapat digunakan untuk keperluan
diagnosa dan diharapkan dapat menyembuhkan kanker.
Contoh Hasil
Bioteknologi Modern
1.
|
Bibit
tanaman yg seragam, diperoleh dengan melalui tehknik kultur jaringan.
Melalui teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam
dalam jumlah besar, Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui
kultur jaringan antara lain : Papaver somniferum (
menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp (
menghasilkan jasmine, sebagai bahan parfum aroma melati ).
|
2.
|
Antibodi
monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara
penggabungan ( fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan
sebutan teknologi hibridoma / DNA rekombinan.
|
3.
|
Bayi
tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum dan sperma
dipertemukan dalam sebuah “ wadah” sehingga terjadi pembuahan.
|
4.
|
Hormon
insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik
|
5.
|
Domba
dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam
ovum ( haploid ) yang telah diambil inti telurnya.
|
6.
|
Tanaman
kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin
dari Bacillus thuringiensis
|
7.
|
Tanaman
yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi
nitrogen ( gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan
perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens
|
8.
|
Hewan
transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan
berbeda dengan hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang
mengandung faktor anti hemofili
|
9.
|
Hormon
BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil
rekayasa genetik
|
10.
|
Vaksin
malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air
yang kurang aktif
|
11.
|
antibiotik
jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang
diperoleh dari rekayasa genetik
|
12.
|
Interferon, sejenis
protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus
|
13.
|
Hormon
pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan
|
14.
|
Terapi
genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik
|
15.
|
Pelestarian
species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir
punah menggunakan tehknik rekayasa genetik
|
Contoh Produk Bioteknologi Modern
No
|
Produk
|
Kegunaan
|
1
|
Interferon
|
Melawan
infeksi, meningkatkan sistem kekebalan
|
2
|
Insulin
|
Mengontrol
kadar gula darah (diabetes mellitus).
|
3
|
Vaksin
|
Meningkatkan
kekebalan tubuh
|
4
|
Penicillin
|
Antibiotika,
melawan infeksi oleh bakteri atau jamur
|
5
|
Hormon
pertumbuhan
|
Melawan
kekedilan, untuk penyembuhan
|
6
|
Beta
endorfin
|
Mengurangi
rasa sakit
|
7
|
Activator
plasminogen
|
Melarutkan
darah beku, mencegah stroke
|
8
|
Inferleukun
2
|
Mengaktifkan
sistem kekebalan
|
9
|
Antibodi
monoklonal
|
Menyerang
dan membunuh sel tumor atau kanker
|
10
|
Enzim
|
Meningkatkan
reaksi/biokatalisator baik untuk keperluan manusia maupun industri
|
No comments:
Post a Comment