Picture : SehatQ |
1. PENGERTIAN KECERDASAN
Menurut
kamus Webstar New World Dictionary Of The American language, kecerdasan adalah
kecakapan untuk berfikir, mengamati, dan mengerti atau kecakapan untuk
mengamati hubungan-hubungan perbedaan-perbadaan dan sebagainya.
Secara
umum terdapat tiga jenis kecerdasan, antara lain:
a. Intelegent
Quotient
Intelegent
Quotient
(IQ) atau kecerdasan intelektual merupakan bentuk kemampuan individu untuk
berfikir, mengolah, dan menguasai lingkungannya secara maksimal. Kecerdasan ini
digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis.
b. Emotional
Quotient
Emotional
Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk
mengenali, mengendalikan, dan menata perasaannya sendiri maupun orang lain.
Kecerdasan ini membuat orang lain lebih peka terhadap lingkungan yang ada di
sekitarnya.
c. Spiritual
Quotient
Spiritual
Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami makna mengenai lingkungan di sekitarnya. kecerdasan ini digunakan untuk
menilai tindakan ataupun jalan hidup seseorang menjadi lebih bermakna.
Kecerdasan ini merupakan dasar untuk memfungsikan Intelegent Quotient (EQ) dan
Emotional Quotient (EQ).
Menurut
teori kecerdasan majemuk yang dirumuskan oleh Gardner, ada delapan macam
kecerdasan yang dapat dimiliki oleh seseorang, antara lain:
a. Kecerdasan
linguistik
Kecedasan
linguistik merupakan kemampuan berbicara atau menulis dengan baik. Orang yang
mempunyai kecerdasan liguistik mempunyai kemampuan untuk menggunakan kata yang
efektif, baik secara lisan (misal : pendongeng, orator, politisi) maupun
tertulis (sastrawan).
b. Kecerdasan
logis matematis
Kecerdasan
logis matematis merupakan kemampuan untuk menalar, menghitung, dan menangani
pemikiran yang logis. Orang yang mempunyai kecerdasan ini, mampu menggunakan
angka dengan baik (misal: ahli matematika, ahli pajak, ahli statistik) dan
melakukan penalaran yang yang benar (ilmuwan, pemrograman computer, atau ahli
logika).
c. Kecerdasan
visual spasial
Keceradsan
visual spasial merupakan kemmapuan untuk melukis, memotret atau mematung. Kecerdasan
ini meliputi kepekaan warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut.
d. Kecerdasan
kinestetis – jasmani
Kecerdasan
kinestetik – jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan anggota
tubuh. Kecerdasan ini meliputi kemapuan fsik secara spesifik seperti:
koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kelenturan dan kecepatan ketepatan
dalam meneima rangsangan terhadap hal yang berkaitan dengan sentuhan.
e. Kecerdasan
musical
Kecerdasan
musical merupakan kemampuan seseorang dalam mengubah lagu, bernyanyi, dan
memainkan alat music. Kecerdasan ini memiliki kepekaaan pada irama, pola, nada,
warna nada, warna suara suatu lagu.
f. Kecerdasan
interpersonal
Kecerdasan
interpersonal merupakan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Orang
yang mempunyai kecerdasan ini, mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan
tindakan tertentu.
g. Kecerdasan
intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal
merupakan kemampuan untuk mengelola perasaan dan kesadaran diri sendiri.
Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat ( kekuatan dan
keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen,
dan keinginan serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri.
h. Kecerdasan
naturalis
Kecerdasan
naturalis merupakan kemampuan dan keahlian untuk mengenali dan mengategorikan
spesies, flora dan fauna di sekitar.
2. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN ANAK
1. Faktor
bawaan atau biologis
Faktor
ini ditentukan oleh sifat yang dibawah sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh
faktor bawaan.
2. Faktor
minat dan pembawaan yang khas
Minat
merupakan faktor yang mempengaruhi kecerdasan, karena dengan adanya minat
terhadap suatu hal, kita akan berusaha untuk belajar dan melakukan hal yang
kita minati.
3. Faktor
pembentukan atau lingkungan
Faktor
lingkungan merupakan faktor eksternal yang domianan karena pergaulan dalam
lingkungan menghasilkan suatu tindakan yang diulang beberapa kali atau bahkan
sering sehingga menjadi suatu kebiasaan. Lingkungan pergaulan yang baik akan
menjadi faktor pendorong perkembangan kecerdasan pada anak, sedangkan
lingkungan pergaulan yang buruk menjadi penghambat perkembangan kecerdasan pada
anak.
4. Faktor
kematangan
Faktor
kematangan membawa dampak pada pemikiran setiap individu, semakin matang pemikiran
individu terhadap suatu hal, maka akan membantu untuk meningkatkan kecerdasannya,
baik IQ, EQ, dan SQ.
5. Faktor
kebebasan
Faktor
kebebasan berarti manusia dibebaskan untuk melakukan segala hal yang mereka
rancangkan, percobaan – percobaan ini akan menghasilkan trial and error
sehingga akan menghasilkan perbaikan. Perbaikan inilah yang akan meningkatkan
cara pandang, maupun tindakan yang mempertajam tingkat kecerdasan.
3. CARA MENINGKATKAN
KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI
PEMBELAJARAN EFEKTIF
Pembelajaran
efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa atau peserta didik
untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap juga membuat
siswa senang. Pembelajaran yang efektif menumbuhkan murid belajar sesuatu yang
bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup serasi
dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.
Sebelum
memahas lebih lanjut mengenai pembelajaran yang efektif, hendaknya kita
mengetahui tentang cara otak berkerja. Otak bukan hanya menerima informasi
tetapi ia memproses atau mengolah informasi secara efektif. Pembelajaran dapat
meningkat jika orang diminta melakukan hal berikut:
1) Menyebutkan
infomasi tersebut dalam kata – kata mereka sendiri.
2) Memberikan
sejumlah contohnya.
3) Mengenalkannya
dalam berbagai keadaan.
4) Melihat
hubungan antara hal itu dengan fakta lainnya.
5) Menggunakannya
dengan berbagai cara.
6) Memperkirakan
sejumlah konsekuensinya.
7) Menyatakan
kebalikan atau lawannya.
Dalam
banyak hal, otak kita mirip seperti komputer dan kita adalah penggunanya.
Sebuah komputer harus dinyalakan untuk bisa berkerja. Otak kita juga demikian.
Ketika pembelajaran berlangsung pasif, otak seperti tidak dinyalakan sehingga
ia tidak bisa menafsirkan dengan baik. Sejatinya, pembelajaran yang sebenarnya
bukan berupa penghafalan karena sebagian besar dari apa yang kita hafal akan
hilang dalam hitungan jam. Pembelajaran bukanlah peristiwa sekali hentak, oleh
karena itu dibutuhkan paparan tentang materi agar dapat dimengerti. Dalam
pembelajaran efektif, kita harus memahami gaya belajar peserta didik. Gaya belajar
peserta didik berbeda-beda, berikut adalah macam-macam gaya belajar peserta
didik :
1) Auditoris
(pendengaran)
Peseta
didik dengan gaya belajar ini, tidak mau repot mencatat atau melihat apa yang
guru lakukan. Mereka mengandalkan kemampuan untuk mendengarkan dan mengingat
apa yang dikatakan.
2) Kinestetik
(gerak)
Peseta
didik dengan gaya belajar ini, cemderung merupakan peserta didik yang implusif
dengan kesabaran yang sedikit. Mereka mungkin gelisah kecuali bisa bergerak dan
mengerjakan. Solusi untuk pesrta didik yang seperti ini, hendaknya menggunakan
pembelajaran yang disisipi dengan permainan peran, game, dan latihan kelompok.
Agar
pembelajaran menjadi lebih efektif, guru harus menggunakan gaya pembelajaran
seperti diskusi, proyek kelompok kecil, presentasi, debat dalam kelas, latihan
eksperensial, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus.
3) Visual
(melihat)
Gaya belajar secara visual ini yaitu
kemampuan belajar dengan melihat. Gaya belajar ini digunakan pada orang dengan
indera pengelihatan yang tajam dan teliti. Kemampuan belajar yang berhubungan
dengan ini yaitu seperti matematika, bahasa arab, bahasa jepang, simbol-
simbol, dan lainnya yang berkaitan dengan bentuk. Ciri ciri gaya belajar visual
yaitu : bisa mengingat dengan kuat karena melihat, tidak tergangu dengan suara
berisik, suka melihat dan mendemonstrasikan sesuatu, memiliki kemampuan
mengambar dan mencatat sesuatu dengan detail.
Orang dengan gaya belajar visual memiliki
kesulitan dalam menyalin tulisan dari papan tulis, tulisannya tampak berantakan
dan tidak mudah dibaca. Anak dengan gaya belajar visual menyukai percobaan atau
peragaan. Metode pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode mindmap, video
ilustrasi, alat tulis berwarna, pembelajaran menggunakan bentuk.
4) Global
(menyeluruh)
Anak dengan gaya belajar global memiliki
kemampuan memahami sesuatu secara menyeluruh. Pemahaman yang dimiliki berisi
gambaran yang besar dan juga hubungan antara satu objek dengan yang lainnya.
Anak dengan gaya belajar global juga mampu mengartikan hal hal yang tersirat
dengan bahasanya sendiri secara jelas. Ciri ciri anak dengan gaya belajar
global: mampu berkerjasama dengan orang lain dengan baik, mampu melihat
permasalahan dengan baik, mampu mengutarakan sesuatu yang dilihatnya dengan
baik. Anak dengan gaya belajar global biasanya kurang rapi, meskipun sebenarnya
menyukai kerapian. Anak dengan gaya belajar ini cenderung memerlukan banyak
dukungan semangat sebelum melakukan sesuatu.
5) Analitik
(analisis)
Anak dengan gaya belajar analitik
memikili kemampuan dalam memandang sesuatu cenderung ditelaah terlebih dahulu
secara terperinci, spesifik, dan teratur. Mengerjakan suatu hal secara bertahap
dan urut. Ciri – ciri anak dengan gaya
belajar analitik: focus pada satu tugas (ia tidak akan mengerjakan tugas
lainnya bila tugasnya belum selesai), berfikir secara logika, belajar dengan
metode konsisten, menilai sesuatu berdasarkan fakta. Anak dengan gaya belajar
ini cocok untuk belajar sendiri baru digabungkan dengan kelompok belajar.
Mereka
juga mengalami kesulitan dalam belajar dikarenakan hanya berfokus pada satu
hal. Cara terbaik untuk mengatasinya yaitu membuat jadwal belajar yang
terstruktur sehingga sasaran belajar yang ingin dicapai jelas. Metode belajar
yang tepat yaitu dengan konsisten melakukan atau mengerjakan tugas sesuai
dengan jadwal harian yang dibuatnya.
2.4
PENGERTIAN
KREATIFITAS
Menurut
Utami Munandar (2009: 12), kreatifitas adalah hasil interaksi antara individu dengan
lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi,
atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman
dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.
Dari sudut pandang keilmuan, kreatifitas
menciptakan hasil pemikiran berdaya cipta (creative thingking). Creative
thingking dapat diakui jika karya yang dihasilkan bersifat orisinil ( memiliki
keaslian). Daya untuk menciptakan kreatifitas dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal, antara lain:
a. Faktor
internal:
a) Genetik
Gen memiliki pengaruh
dalam perkembangan kreatifitas anak. Setiap anak memiliki kode genetika yang
diwariskan oleh orang tua mereka. Para ahli genetika memberikan pendapat yang
beragam, ada yang mengatakan presentase kemungkinan genetic mempengaruhi kreatifitas
sebesar 20%, 40%, bahkan 50%.
b) Gender
Jenis kelamin
berpengaruh terhadap kreatifitas, hal ini dikarenakan adanya perbedaan
perlakuan yang diterima oleh masing – masing gender. Laki-laki cenderung diberikan
kebebasan untuk mengeksplorasi dan dibesarkan dengan perlakuan yang mandiri.
Berbeda dengan perempuan yang kebebasannya dibatasi.
c) Kesehatan
Kesehatan memiliki
pengaruh terhadap perkembangan kreatifitas anak, karena sehat dan aktifitas
indra pada anak-anak berpengaruh pada perilaku dan suasana hati yang dapat
mempengaruhi kreatifitas.
d) Minat
bakat
Minat dan bakat
merupakan faktor yang utama dalam pengembangan kreatifitas karena seorang anak
yang minat terhadap suatu hal biasanya akan berusaha lebih keras untuk mencapai
tujuannya. Hal ini tentu dapat semakin kuat jika terdapat bakat yang sesuai
dengan minat anak.
e) Motivasi
Motivasi merupakan
suatu dorongan yang mengakibatkan adannya suatu tindakan. Kreatifitas anak akan
mampu berkembang dengan baik apabila ada motivasi yang kuat baik secara
internal yang berkaitan dengan visi batin anak maupun eksternal.
f) Gaya
belajar
Setiap anak memiliki
gaya belajar yang unik untuk memudahkan mengembangkan kreatifitas mereka. Berdasarkan
prefensi kognitif yang dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregorc mengklasifikasikan
gaya belajar menurut kemampuan mental menjadi 4 kategori yaitu: gaya belajar
konkret – sekuensial, gaya belajar abstrak – sekuensial, gaya belajar konkret –
acak, dan gaya belajar abstrak – acak.
b. Faktor
Eksternal:
a) Pola
asuh anak
Pengasuhan menjadi
faktor yang sangat penting. Karena pada usia dini anak harus dipenuhi perasaan
kasih sayang, perasaan mesra, hangat, dan penuh dengan kebahagiaan. Ada 3 pola
asuh anak antara lain: pertama, pola asuh authorium. Pola ini memposisikan
orang tua sebagai orang yang paling berkuasa sehingga anak – anak tidak
mempunyai ruang gerak yang bebas untuk mengeksplorasi kemampuannya. Kedua, pola
pengasuhan permissive. Pada pola ini orang tua membiarkan anaknya untuk
melakukan apa saja tanpa adannya pengontrolan dan pengawasan. Ketiga, pola
pengasuhan demokratis. Pada pola ini, orang tua memberikan teladan dan
memberikan inspirai bagi ank – anaknya . orang tua memberikan kebebasan pada
anaknya dengan batas kewajaran.
b) Trilogi
pendidikan
Konsep trilogi
pendidikan (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat)
berperan besar dalam proses pengembangan kreatifitas anak. Studi terhadap
penulis, seniman, arsitek, dan orang kreative lainnya menunjukkan bahwa
lingkungan keluarga berperan besar dalam membentuk kreatifitas anak, hal ini
dikarenakan keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak sebelum anak menempuh
pendidikan formal maupun belajar dari masyarakat.
c) Media
Media merupakan segala
bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Pemilihan
media yang tepat bisa membangkitkan kreatifitas anak seperti menggunakan media
permainan untuk menumbuhkan kreatifitas anak.
d) Display
lingkungan
Display merupakan
bagian dari lingkungan untuk memberi rangsangan pada kreatifitas anak. Display
yang baik akan menunjukkan tata letak yang kreatif. Tata letak ini didasarkan
pada apa yang terbaik bagi anak ditentukan oleh anak dan guru.
Kreatifitas bukanlah
hal yang abstrak sehingga dapat diketahui ciri – ciri anak yang memiliki kreatifitas
antara lain:
Ciri-ciri
aptitude
1. Kelancaran
berfikir : mencetuskan banyak gagasan, jawaban, pertanyaan. Selalu memikirkan
lebih dari satu jawaban. Anak yang memiliki kelancaran berfikir akan mengajukan
banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban, banyak gagasan, bekerja
lebih cepat dari anak-anak dari orang lain, dapat melihat kesalahan pada objek
dan orang lain.
2. Mampu
berpikir luwes : menghasilkan jawaban yang bervariasi, melihat masalah dari
berbagai pandangan, banyak alternative, mampu mengubah cara berpikir dan
pendekatan. Anak yang mampu berpikir luwes akan memberikan penggunaan yang
tidak lazim, macam-maacam penafsiran terhadap suatu gambar atau objek, posisi
sering bertentangan dari mayoritas, mampu mengubah arah berpikir secara
spontan.
3. Mampu
berpikir orisinal : mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara
tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
2.5
CARA
MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PADA PESERTA DIDIK
1. Strategi
Pengajaran Kraeativitas
Menurut
Horng dkk (2005) kreatifitas para siswa ditentukan oleh strategipengajaran yang diberikan oleh guru. Strategi
pengajaran tersebut sebaiknya diterapkan sebagai aktivitas yang terintegrasi.
Berbagai strategi tersebut ialah :
a. Pembelajaran
yang berpusat pada siswa
Strategi ini menuntut
guru berperan sebagai fasilitator yang menolong para siswa untuk melakukan
refleksi diri, diskusi kelompok, bermain peran, melakukan presentasi secara
dramatikal, dan berbagai aktifitas kelompok lainnya. Guru juga berperan sebagai
teman belajar, inspirator, navigator, dan orang yang berbagi pengalaman. Para
siswa diberi kebebasan untuk memilih perspektif yang akan mereka gunakan untuk
mempelajari suatu topik. Berbagai metode tersebut akan membuat para siswa
berubah dari pendengar pasif menjadi observer, mampu menunjukkan kemampuannya,
dan co-learner. Guru hendaknya juga memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk memilih topik dalam berbagai tugas proyek individu atau kelompok. Melalui
metode ini, kreatifitas ditimbulkan untuk mengeksplorasi berbagai ide yang
dipandang menarik oleh para siswa.
b. Penggunaan
berbagai peralatan bantu dalam pengajaran
Guru yang
kreatif dan banyak akal menggunakan berbagai peralatan dalam mengajar, seperti
penghancur kertas, kotak mainan, palu, naskah tulisan para siswa, power-point,
komputer, dan peralatan multimedia untuk menggairahkan para siswa dalam
berfikir, memperluas sudut pandangnya, dan memicu diskusi yang lebih mendalam.
Tan (dalam Horng dkk., 2005) mengemukakan bahwa video terbukti efektif untuk meningkatkan
kreatifitas para siswa. Pelajaran yang difasilitasi oleh penggunaan video akan
menjadi lebih atraktif, menarik, dan lebih mudah diingat oleh para siswa. Mata
pelajaran juga akan lebih atraktif dan menstimulasi pada saat menggunakan
komputer, transparansi, slide show, dan berbagai peralatan multimedia lainnya.
c. Strategi
manajemen kelas
Strategi ini mencakup
pembuatan iklim interaksi antara guru dan siswa yang bersahabat dan
memperlakukan siswa dengan menghormati berbagai kebutuhan dan individualitasnya.
Guru diharapkan mampu berbicara dengan nada dan bahasa tubuh yang ramah
(gentle) kepada para siswanya. Guru diharapkan juga tidak menginterupsi atau
menghakimi secara tergesa-gesa pada saat para siswa mengekspresikan ide-idenya.
Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan, pertanyaan terbuka yang lebih
banyak, atau menyampaikan pengalaman pribadinya sebagai referensi. Humor yang
digunakan guru di dalam kelas dapat menjadi jembatan penghubung antara guru dan
siswa, serta menyediakan lingkungan belajar yang santai.
d. Menghubungkan
isi pengajaran dengan konteks kehidupan nyata
Guru yang mampu
memberikan pelajaran sesuai dengan konteks nyata kehidupan berarti telah
membagikan pengalamannya kepada para siswa. Hal ini akan menjadi pemicu bagi
para siswa untuk memberikan respon, berdiskusi, dan berfikir dalam tingkat
tinggi.
Proses pengajaran yang
terintegrasi akan menolong para siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam
mengekspresikan dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata sehari-hari,
menemukan contoh dalam kehidupan nyata untuk membuktikan apa yang telah mereka
pelajari, dan menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan berbagai pengalaman
kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya memusatkan pada
peningkatan keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
dengan membebaskan kreatifitas para siswa.
e. menggunakan
pertanyaan terbuka
Pertanyaan-pertanyaan
terbuka akan menggerakkan para siswa untuk berfikir kreatif. Esquivel (dalam
Horng dkk., 2005) bahkan menyatakan bahwa pertanyaan terbuka merupakan
karakteristik dari guru yang kreatif. Guru yang kreatif juga selalu mendorong
siswanya untuk membuat dan berimajinasi dalam diskusi kelompok. Berbagai hasil
penelitian (dalam Horng dkk., 2005) menunjukkan bahwa para guru dapat memberikan
pengaruh yang lebih positif dengan mendorong para siswa agar ”menjadi kreatif”.
2.6
KETERKAITAN
KECERDASAN DENGAN KREATIFITAS
Dalam
tingkat tertentu terdapat kaitanya antara kecerdasan dan kreatifitas. Keduanya
:
· Bergantung
pada faktor ekstern dan intern
· Getzels
dan Jackson (1962) membuat 4 kelompok keterkaitanya :
§ Kreatifitas
rendah-intelegansi rendah
§ Kreatifitas
rendah-intelegensi tinggi
§ Kreatifitas
tinggi-intelegensi tinggi
§ Kreatifitas
tinggi-intelegensi rendah
Selain keterakaitan diatas,
antara kecerdasan dan kreatifitas juga memiliki perbedaan. Guilford melihat
pada perbedaan proses berfikir:
· Kecerdasan
(intelegensi) cenderung berfikir konvergen, yaitu proses berfikir memusat
dengan penekanan pada pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat (otak kiri).
· Kreatifitas
cenderung berfikir divergen yaitu proses berfikir menyebar dengan penekanan
pada segi kesesuaian (otak kanan).
Did you realize there's a 12 word phrase you can speak to your crush... that will trigger intense emotions of love and instinctual attraction to you buried within his heart?
ReplyDeleteBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, idolize and protect you with his entire heart...
12 Words Will Trigger A Man's Desire Instinct
This instinct is so built-in to a man's brain that it will drive him to work harder than before to to be the best lover he can be.
Matter-of-fact, fueling this influential instinct is so mandatory to having the best possible relationship with your man that once you send your man one of these "Secret Signals"...
...You'll soon find him open his soul and mind for you in a way he haven't experienced before and he'll distinguish you as the one and only woman in the universe who has ever truly fascinated him.